CERITA PENDEK HATI IBU SELEMBUT DONUT

CERPEN ANAK - Hallo...sahabat kumpulan tulisan 25 yang dirahmati Allah, senang sekali masih dapat menyapa sahabat-sahabat semua. Kali ini saya persembahkan tulisan kiriman Putri Wahyuni yang berjudul HATI IBU SELEMBUT DONUT

Karya ini masuk ke meja redaksi kami pada tanggal 02 April 2020 dan Alhamdulillah telah lolos moderasi.Selamat membaca dan jangan lupa berikan apresiasi positif dengan berkomentar yang sopan dan membangun.

Ting..Ting..Ting.. (suara bel berbunyi)

“Ma, pesanan nya udah sampai ni” (teriak Tania)

Tania dan mamanya sangat sering memesan Donut Delivery yang super lembut di sebuah outlet Supermarket, karena mereka merupakan keluarga kaya raya dan ekonomi yang jauh diatas rata-rata, dan mereka lebih suka berfoya-foya. Mereka juga menampung seorang asisten rumah tangga janda dan satu anaknya yang bernama Ana yang masih berumur 6 tahun. Namun mereka tidak digaji, sebab hasil kerja mereka dibayar dengan makan dan tinggal dirumah itu.

Dari kejauhan Ana melihat Nona dan mamanya yang sedang makan Donut. Sesekali ia menelan air liurnya menahan nikmatnya Donut yang super lembut itu. Tak sadar bahwa ibunya lewat melihat ia dari belakang dengan raut tak tega dan penuh iba. Lalu Ana menghampiri ibunya didapur.

“Bu, aku ingin sekali Donut”

Ana mengharap kepada Ibunya, walaupun dia tau ibunya tidak mampu untuk membelinya. Dengan menghela nafas ibunya pun berkata

“Iya nak, nanti ibu belikan ya”

Aminah meyakinkan anaknya bahwa ia akan membelikan Donut seperti yang dimakan Tania dan mamanya. Namun uang dari mana ia dapat, selama ini semua kebutuhannya telah terpenuhi dirumah yang ia tinggali, hanya mengharap bonus dari sang majikan lah baru ia bisa membeli Donut untuk anaknya.

“Minaaah…” teriak nyonya dari arah ruang tamu.

“ada apa nyonya” Aminah menghampiri

“ini kamu belanja kebutuhan masak untuk besok, kembaliannya ambil aja” sembari nyonya memberikan uang lebih kepada Aminah.

“terima kasih nya, permisi” jawab Aminah dengan hati gembira.

Aminah begitu senang, sebab dengan uang itu dia bisa membelikan donut untuk anaknya. Aminah pun bergegas ke Supermarket, dia tidak belanja dipasar sebab tuan rumah lebih memilih sayuran yang higienis. Usai ia belanja, Aminah menuju outlet Donut yang super lembut itu dengan membawa sisa uang belanja nya 50.000,-

“Selamat siang, mau pesan apa” sambut kasir outlet.

“Saya mau beli donut itu ,berapa ya harganya” tanya Aminah sambil menunjuk papan menu

“itu harganya 150.000,- perbox bu, mau pesan topping apa” tanya kasir kembaliAminah pun terkejut sambil melihat uang disaku nya yang hanya 50.000,-.

“kalau yang harga 50.000,- ada tidak ya” tanya Aminah sembari berharap.

“tidak ada bu, itu sudah harga paling murah” timpal sang kasir

“ooh tidak ada ya, ya sudah terima kasih ya”

Aminah pun pamit dengan sedikit rasa malu dan gugup. Sang kasir hanya membalas nya dengan senyuman tipis. Aminah sedikit kecewa karena tidak bisa menepati janjinya pada Ana. Dia pun mengerti hanya orang mampu seperti nyonya lah yang bisa membeli Donut mahal seperti itu, dia tidak tau harus bilang apa ke anaknya. Pertolongan pun datang kepadanya, ia melihat ada penjual Donut diseberang jalan. Lalu ia menghampiri berniat beli meskipun mungkin rasanya tidak selembut dan seenak Donut di Supermarket.

“Bu, berapa harganya” tanya Aminah.

“sebiji 5.000,- bu” jawab penjual

“saya beli 5 ya” sahut Aminah dengan raut senang.

Aminah pun memberi uang 50.000,- lalu penjual memberi Donut nya dan kembalian 25.000,-

“Alhamdulillah masih ada sisa 25.000,-“ timpal Aminah sambil bersyukurLalu ia bergegas pulang dan membawa Donut itu.

Sesampainya di pintu dapur ia tak sengaja melihat ada bekas kotak Donut yg dimakan nyonya dan Tania di tempat sampah, Aminah pun mengambilnya. Dilihatnya tidak kotor dan bau lalu ia membawa nya kedalam dan memasukkan Donut-Donut yang dibelinya kedalam kotak itu. Aminah sedikit terenyuh karna tidak bisa membeli Donut yang sesungguhnya. Lalu ia menghampiri Ana dikamarnya, dilihat anaknya sedang asik menggambar. Lalu ia memberi Donut itu kepada Ana.

“nak ini Donut nya”

Aminah pun memberi dengan rasa bahagia dan sedikit was-was

“wahhh… makasih ya bu” Ana tampak senang sekali

Dia pun memakan Donut itu dengan sangat lahap, sampai melupakan soal kelembutan Donut yang ia inginkan. Aminah memandang anaknya yang begitu senang namun dengan sedikit rasa bersalah.

“Maafkan ibu nak sudah membohongimu” dalam hati Aminah.

Aminah memberi kepalsuan namun terasa bahagia dirasakan, dan Ana menerima kebohongan namun tak merasakan dibohongi. Tetapi Aminah dan Ana tetap bahagia.

Baca karya-karya lainnya ?