Pak Falo adalah seekor kerbau hitam berbadan besar dan mempunyai tanduk yang amat panjang. Hari ini ia benar-benar gundah. Badannya gatal bukan kepalang, dia sudah mencoba mengusir rasa gatal itu dengan selalu mengibaskan ekornya. Namun rasa gatal itu tak juga hilang. Sementara mulutnya terus saja mengunyah rumput hijau makanan favoritnya yang terhampar dipadang yang luas sambil sesekali mengo’a karena rasa gatal yang tak tertahankan. Jali si jalak, burung mungil pemakan kutu yang hampir setiap hari menyanyi diatas pohon didekat pak Falo biasa makan rumput. Cuit-cuit, cuit-cuit, cuit-cuit suara si Jali riang gembira.
Jali yang biasanya melihat pak Falo yang riang gembira. Namun tidak kali ini, pak Falo hari ini terlihat gundah, "apa gerangan yang terjadi padamu pak Falo ?” tanya Jali. “badanku gatal sekali,” jawab Pak Falo sambil mengibas-ngibaskan ekornya.
Pak Falo sudah mengusir rasa gatal itu dengan mengibas-ngibaskan ekornya, namun usahanya sia-sia rasa gatal itu semakin menjadi. “Kamu belom mandi ya ?” tanya Jali. “Rumahku jauh dari sungai, jadi aku jarang mandi” jawab Pak Falo sambil mengusir rasa gatal dibadannya dengan mengibaskan ekor.
“Pantas saja, pasti badan kamu banyak kutunya, karena kutu-kutu itu suka tinggal di tempat yang kotor” kata Jali. Pak Falo mengangguk setuju. Pak Falo meminta bantuan kepada Jali untuk menyelesaikan masalahnya.
"Baiklah kalo begitu, bersiaplah aku akan selesaikan masalahmu." kata Jali.
Jali pun bersiap untuk terbang. Jali mulai mengambil nafas panjang, menegakkan lehernya, memandang langit dan dengan secepat kilat ia terbang tinggi kemudian berputar-putar dan tidak berapa lama Jali menukik tajam dari atas terbang kencang menuju diatas badan pak Falo.
“Hei Jali, apa yang kamu lakukan ?, kamu mau membunuhku ya ?” Teriak Pak Falo sambil berlari menghindari serangan Jali.
“Berhenti!!! jangan lari kamu” teriak Jali.
“Tidak! Tidak...!! Tidak.....!!!” Teriak pak Falo sambil terus berlari.
Jali tak mau kalah, ia terus mengejar pak Falo. Bahkan jali terbang lebih kencang dari sebelumnya. Pak Falo tidak mau jadi sasaran Jali dengan cepat ia masuk kedalam hutan dan bersembunyi di balik sebuah batu besar. Jali kehilangan jejak pak Falo, sambil terengah-engah Jali hinggap diatas ranting sebuah pohon sambil memperhatikan keadaan sekitar. Dari balik batu pak Falo pelan-pelan mengintip, dan pelan-pelan berpindah tempat ke batu yang lain untuk menjauhi Jali. Namun tanpa sengaja pak Falo terpeleset dan jatuh sehingga menimbulkan suara gemuruh yang menyebabkan Jali mengetahui keberadaan pak Falo.
“pak Falo……” teriak Jali sambil terbang mengejar pak Falo. “Duh, aku jatuh, habislah aku sekarang.” kata Pak Falo. Jali semakin dekat dengan pak Falo dan tiba-tiba....
“Stop…!!!”
ada suara keras yang mengagetkan mereka berdua. Ternyata suara itu datang dari Raja Sing, Singa sang penguasa hutan. “apa yang kalian berdua lakukan, kalian telah mengganggu istirahatku” kata Raja Sing. “Jali mengejarku raja sing, dia mau membunuhku” kata pak Falo dengan nada memelas. “Tidak raja, aku bukannya ingin membunuhnya justru aku ingin membantu menyelesaikan masalahnya.” Sanggah Jali membela diri.
Mereka berdua kemudian berdebat dan saling menyalahkan.
“Sudah, cukup. Bila seperti ini terus, kapan akan selesai ?” bentak raja Sing.
Mendengar bentakan raja Sing, akhirnya mereka diam sambil menundukkan kepala.“Apa masalahmu Falo ?” tanya raja Sing.
“Aku tadi sedang makan rumput diladang, kemudian aku merasakan tubuhku gatal semua, kemudian datang Jali, dia bertanya kenapa aku bertingkah aneh, lalu aku jawab bahwa tubuhku gatal-gatal, dan tiba-tiba dia menyerangku, akupun lari menghindari serangannya.”
“Tapi tubuh pak Jal kecil, sedangkan kulitmu keras, bagaimana kamu punya pikiran bahwa pak Jal akan membunuhmu ?” tanya raja Sing.
“tapi dia tadi menyerangku raja,” kata Pak Falo.”
“ma’af raja, aku bukannya hendak membunuhnya, justru aku ingin membantunya, aku melihat banyak kutu ditubuh pak Falo, dan itu adalah makanan kesukaanku, aku hanya ingin memakan kutu-kutu itu tanpa menyakiti pak Falo.” jelas Jali penuh semangat.
Raj Sing pun akhirnya tahu duduk permasalahannya.
“owh…., begitu masalahnya, jadi sekarang sudah jelas kan semuanya, ayo sekarang berma’afan” kata raja Sing.
“baiklah raja Sing” mereka berdua menyambut.
“Ayo Jali, segera naik ke punggungku, habiskan kutu-kutu yang ada di tubuhku.” Kata pak Falo sambil tersenyum.
“Iya pak Falo” teriak Jali.
Pak Falo memakan rumput hijau kesukaannya sedangkan Jali memakan kutu-kutu yang ada ditubuhnya, mereka berdua gembira dan menghabiskan hari itu dengan perut kenyang. Sementara raja Sing kembali ketempat istirahatnya.
Cerpen karya : VARA dengan Judul KERBAU DAN JALAK
IDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK dalam cerita "KERBAU DAN JALAK"
Unsur-unsur penyusun cerita dari dalam disebut unsur instrinsik, diantaranya adalah judul, tema, tokoh/penokohan, latar, alur, sudut pandang, dan amanat.
Berikut ini akan saya ulas hasil analisis dari cerita berjudul "KERBAU DAN JALAK" yang akan disertakan alasan di setiap unsur
Judul Cerita :
KERBAU DAN JALAK
Tema :
Tema merupakan ide dasar pengembangan yang kemudian akan membentuk isi cerita. Cerita diatas bertemakan
- Tolong-menolong.
Alasan : Di sepanjang cerita dongeng ini menceritakan kisah Jalak yang membantu membersihkan kutu dari badan Kerbau.
Tokoh / penokohan
Tokoh atau penokohan merupakan penjabaran orang beserta peran dalam cerita. Biasanya peran tersebut berisi sifat-sifat para pelaku dalam cerita, yang di tandai dari gaya bahasa, gerak-gerik tokoh, atau deskripsi dari si pengarang sendiri.
*Pak Falo:
Pak Falo adalah seekor kerbau hitam berbadan besar dan mempunyai tanduk yang amat panjang
*Jali:
Jali si jalak, burung mungil pemakan kutu yang hampir setiap hari menyanyi diatas pohon didekat pak Falo biasa makan rumput
*Raja Sing:
Raja Sing seekor singa penguasa hutan yang bersifat bijaksana.
Latar
Latar adalah unsur yang melatari sebuah cerita.
Waktu :
Pagi hari
Tempat :
Tanah Lapang dekat hutan
Alur
Alur adalah maju mundurnya sebuah cerita, ada tiga macam alur : Alur maju, alur mundur, alur campuran (maju mundur).
Cerita ini mengandung alur maju, karena di setiap kalimat per kalimat, paragraf per paragraf menceritakan untaian cerita yang selalu maju.
Sudut pandang
Sudut pandang merupakan cara pengarang memposisikannya dalam cerita.
- Sudut pandang orang pertama pelaku utama. Biasanya menggunakan kata aku sebagai subjek tokoh utama.
- Sudut pandang orang pertama pelaku sampingan. Pada sudut pandang jenis ini, orang pertama hanya sebagai figuran saja.
- Sudut pandang orang ke tiga serba tahu. Pengarang menceritakan orang lain berdasarkan pengamatannya namun pengarang sampai tahap menuliskan isi hati tokoh utama.
- Sudut pandang orang ketiga pengamat. Pengarang hanya menuliskan apa yang mereka lihat.
Banyak macam-macam sudut pandang, namun cerpen ini menggunakan sudut pandang orang ketiga pengamat. Karena si pengarang dalam cerita dongeng menceritakan tentang si Kerbau dan si Jalak dengan permasalahannya, detail dengan latar belakang yang diceritakan si penulis.
Jali yang biasanya melihat pak Falo yang riang gembira. Namun tidak kali ini, pak Falo hari ini terlihat gundah, "apa gerangan yang terjadi padamu pak Falo ?” tanya Jali. “badanku gatal sekali,” jawab Pak Falo sambil mengibas-ngibaskan ekornya.
Amanat
Amanat adalah pesan yang dapat disampaikan dalam cerita. Amanat dari cerita dongeng ini :
- Hidup ini haruslah selalu tolong-menolong antar sesama, karena semua ini sudah digariskan dari sana. Semua mahluk pasti membutuhkan bantuan dari mahluk lainnya.
0 Comments:
Post a Comment