Friday, June 7, 2019

Khutbah Jum'at : Memohon hanya kepada Allah

Kaum muslimin Rahimakumullah.

Sebagai makhluk Allah yang serba kurang dan lemah ini, kita senantiasa membutuhkan pertolongan dan perlindungan dari Allah SWT, sebab tanpa pertolongan dan perlindungan serta izin-Nya, kita tak mampu berbuat apa-apa. Kita pun tidak mengetahui secara pasti apa yang akan terjadi pada diri kita esok hari. Karena itu memohon keselaman dan kebaikan adalah kebutuhan makhluk-Nya.

Walau demikian, ternyata masih banyak saudara-saudara kita seagama yang suka meminta keselamatan dan pertolongan kepada dukun, kuburan, dan tempat-tempat yang dianggap keramat. Demikian pula yang ingin mendapatkan jodoh, pangkat, rezeki, serta kemenangan, memohon petunjuk kepada dukun, kuburan keramat, Nyai Roro Kidul serta kepada mahluk-mahluk halus lainnya. Ada pula yang merelakan dirinya bertapa atau bersemedi selama berhari-hari, bahkan barbulan-bulan, seperti yang pernah terjadi di Gunung Selok, daerah Srandil, Kabupaten Cilacap. Keinginan mereka semata-mata hanya untuk mendapatkan keselamatan, pangkat, jodoh, dan yang sejenisnya. Bahkan ada yang lebih lucu lagi, orang gilapun dimintai petuah-petuahnya, orang mengigau juga dijadikan rumus untuk menentukan nasib dirinya. Sungguh hal semacam ini semestinya tidak terjadi pada zaman modern ini. akan tetapi, kenyataannya tidak dapat dipungkiri, masih banyak saudara-saudara kita yang melakukan hal-hal demikian, mereka masih terlibat dengan berbagai macam kemusyrikan (menyekutukan Allah).

Jika kita meneliti dan mengamati hal tersebut maka ada beberapa sebab yang menjadikan saudara-saudara kita ini masih melakukan berbagai bentuk kemusyrikan, yaitu sebagai berikut.

  1. Pertama,
  2. Sebagai seorang muslim, selama ini mereka tidak pernah mendalami keimanan dan ketauhidan (tentang keesaan Allah) secara terperinci dan sempurna. Masih banyak diantara kita yang beriman kepada Allah SWT hanya sebatas meyakini Allah sebagai Zat Yang Mahakuasa dan Maha Esa, mengakui sebagai Pemelihara alam semesta, tetapi hanya dibuktikan dengan tindakannya, sehingga akhirnya ia melakukan perbuatan yang merusak akidahnya dalam mengimani keesaan Allah, seperti mempersekutukan-Nya dengan yang lain, memohon keselamatan kepada dukun, tempat-tempat keramat, menggantungkan naslbnya kepada bintang atau batu cincin serta benda-benda keramat lainnya, yang dianggapnya tidak bertentangan dengan agama.

    Padahal, prinsip keimanan dalam Islam, jika kita telah menetapkan dalam hati bahwa kita beriman kepada Allah SWT dengan sungguh-sungguh dan ihklas maka keimanan itu haruslah membentuk fikrah ‘pola pikir’, yang terungkap dalam ucapan dan perbuatan. Dengan demikian, kelak perjalanan fikrah-nya senantiasa tidak menyekutukan Allah, perbuatannya tidak bertentangan dengan perintah-Nya, serta permohonannya hanyalah kepada-Nya. Allah berfirman,

    “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun….” (an-Nisa’: 36)

    Sepantasnyalah kita beriman, menyembah, dan memohon hanya kepada-Nya, sebab Dialah yang Maha Pencipta dan Mahakuasa, Pemelihara alam semesta, yang memberi nikmat, perlindungan, dan Mahadahsyat siksanya, yang menghidupkan dan mematikan, serta Dialah yang mengabulkan segala do’a. menyukseskan segala kehendak dan cita-cita manusia.

    Karena itu Allah sangatlah murka kepada kita yang mempersekutukan-Nya, memohon nikmat serta perlindungan kepada selain Dia. Padahal, sesuatu yang disamakan dengan Allah, yang dimintai perlindungannya, sedikitpun tidak bisa memberi mudarat maupun manfaat. lni sebagaimana yang Allah jelaskan dalam firman-Nya,

    “….mereka (orang-orang kafir) mengambil tuhan-tuhan selain dari-Nya (untuk disembah), yang tuhan-tuhan itu tidak menciptakan apa pun, bahkan mereka sendiri diciptakan dan tidak kuasa untuk (menolak) sesuatu kemudaratan dari dirinya dan tidak (pula untuk mengambil) sesuatu kemanfaatan pun dan (juga) tidak kuasa mematikan, menghidupkan dan tidak (pula) membangkitkan. “ (al-Furqan: 3)

    Agar kita tidak dimurkai Allah dan amal ibadah kita tidak sia-sia, hendaklah kita memperdalam keimanan dan ketauhidan kita dan mempelajari sedetail mungkin sehingga kita benar-benar menjadi mukmin yang hakiki, sebab iman merupakan dasar utama dalam Islam. lbarat rumah, la sebagai fondasinya. Akan robohlah rumah jika fondasinya tidak kokoh. Demikian pula umat Islam akan hancur jika imannya tidak kokoh, dan kelak akan rusaklah segala amal ibadah lainnya.

  3. Kedua,
  4. Mereka menyekutukan Allah dan memohon kepada selain Dia. Ini karena cara berpikir mereka yang masih primitif meskipun sudah berpikir modern dalam urusan keduniaan. Keprimitifan seperti ini lebih banyak berasal dari ajaran sinkretisme* yang turun, temurun. Sinkretisme adalah percampuran antara keyakinan Islam dan keyakinan Hindu, Budha, animisme, maupun dan dinamisme.

    Ajaran ini datang dari nenek moyang kita yang keislamannya bersifat sinkretis sehingga hidupnya tak pernah lepas dari perdukunan, perjimatan, ketakhayulan, khurafat, serta kemusyrikan lainnya, padahal mereka juga beriman kepada Allah. Sungguh, keyakinan ini masih sangat melekat di sebagian saudara-saudara kita seagama dan sulit untuk menghilangkan. Bila saudara-saudara kita ini mempunyai hajat, ingin keselamatan dan kesejahteraan, disamping memohon kepada Allah juga memohon kepada yang lain, seperti kepada Betarakala, Nyi Roro Kidul, atau memohon kepada Allah, tetapi melalui dukun, kuburan keramat, jimat, sesaji, atau melalui jalan lain yang diharamkan.

    Dengan tegas, Allah SWT melarang hamba-hambanya mencampuradukkan yang hak dengan yang batil, menyamakan antara Khalik dan mahluknya. Allah juga melarang mencampuradukkan dalam hal permohonannya, seperti memohon kepada-Nya dan memohon kepada yang batil. Memohon kepada Allah hendaklah secara langsung, tidak boleh melalui perantara, kecuali yang dibenarkan agama, apalagi dengan cara mencampuradukkan doa, Allah sangat membencinya. Sesungguhnya Dia sangat dekat dengan hamba-Nya. Bersesuaian dengan hal tersebut, Allah berfirman,

    وَلَا تَلۡبِسُواْ ٱلۡحَقَّ بِٱلۡبَٰطِلِ وَتَكۡتُمُواْ ٱلۡحَقَّ وَأَنتُمۡ تَعۡلَمُونَ

    ”Dan janganlah kamu campuradukkan yang hak dengan yang batil, dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu sedangkan kamu mengetahui. ”(al-Baqarah: 42)

    Hendaknya, kita senantiasa mengajak saudara-saudara kita ini dengan cara yang arif dan bijakasana sehingga hatinya dapat terbuka dan mau kembali kepada akidah Islam yang murni serta benar-benar menjadi muslim yang bertauhid

  5. Ketiga,
  6. Kefasikan hatinya, sehingga saudara-saudara kita seagama ini berani melakukan kebatilan, terutama yang berhubungan dengan kemusyrikan. Hal ini sering terjadi karena mereka berputus asa dikarenakan doanya merasa tidak pernah terkabul atau usahanya tidak pernah sukses, atau juga karena hal yang lain, seperti terpengaruh kawan yang memang sarat oleh ilmu-ilmu kemusyrikan, atau memang karena dasar keimanannya masih lemah.

    Sesungguhnya jika kita berputus asa karena usaha kita selalu gagal atau karena doa kita tidak terkabul, sebenarnya hal tersebut dikarenakan kesalahan kita sendiri salah kita tidak mengoreksi perbuatan kita itu apakah sudah sungguh-sungguh dan ulet serta sesuai dengan perintah Allah atau belum ? Apakah kita sudah bersabar dan bertawakal atau belum ? Apakah doa kita sudah sungguh-sungguh dan murni disertai dengan usaha yang maksimal atau belum ? Sebab, jika hal tersebut sudah sesuai dengan kehendak-Nya pasti Dia akan memenuhi permohonan hamba-Nya. Orang-orang yang dengan sengaja melanggar perintah Allah dengan berbuat syirik kepada-Nya, sungguh Allah mengancam mereka dengan siksaan yang paling besar di antara dosa-dosa besar, dan Allah tidak akan mengampuni selama-lamanya kecuali jlka mereka bertobat dengan sungguh-sungguh. Bersesuaian dengan hal tersebut, Allah berfirman,

    إِنَّ ٱللَّهَ لَا يَغۡفِرُ أَن يُشۡرَكَ بِهِۦ وَيَغۡفِرُ مَا دُونَ ذَٰلِكَ لِمَن يَشَآءُۚ وَمَن يُشۡرِكۡ بِٱللَّهِ فَقَدِ ٱفۡتَرَىٰٓ إِثۡمًا عَظِيمًا

    "Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. ” (an-Nisa’: 48)

Dari uraian ini dapat disimpulkan sebagai berikut.

Pertama,

memohon keselamatan, kesejahteraan, pangkat, rezeki, dan yang lainnya hanya kepada Allah, haram mempersekutukan-Nya.

Kedua,

dalam memohon haruslah disertai dengan usaha yang maksimal dan tidak bertentangan dengan agama.

Ketiga,

mempersekutukan Allah, baik dalam doa maupun ibadah lainnya, adalah dosa yang paling besar.

Sebagai penutup, sebagai mukmin, marilah kita meningkatkan keimanan dan ketauhidan kita, kita hindari segala perbuatan syirik hingga yang sekecil-kecilnya. Semoga Allah SWT mengabulkan segala doa kita dan menerima segala ibadah kita di sisi-Nya. Amin.

*Sinkretisme adalah paham(aliran) baru yang merupakan perpaduan beberapa paham(aliran) yang berbeda untuk mencari keserasian, keseimbangan, dan sebagainya.

0 Comments:

Post a Comment