CERPEN ANAK - Hallo...sahabat kumpulan tulisan 25 yang dirahmati Allah, senang sekali masih dapat menyapa sahabat-sahabat semua. Kali ini saya persembahkan tulisan kiriman Anisa Ulya Nurhanifah yang berjudul I WILL STUDY IN AMERICA
Karya ini masuk ke meja redaksi kami pada tanggal 19 Januari 2015 dan Alhamdulillah telah lolos moderasi.Selamat membaca dan jangan lupa berikan apresiasi positif dengan berkomentar yang sopan dan membangun.
Namaku Cintya. Aku lahir tanggal 2 April 2002 Tangerang,Jakarta. Ayahku berkerja sebagai direktur utama perusahaan asing, sedangkan ibuku selain menjadi ibu rumah tangga juga bekerja sebagai catering. Aku mempunyai paman yang harus mondar mandir keliling dunia demi mendapatkan gelar profesor. Aku juga mempunyai teman bernama Lucy. Lucy berasal dari negara Matahari Tak Pernah Tenggelam. Yup tepat sekali negara Matahari Tak Pernah Tenggelam adalah julukan negara Inggris. Ia baru pindah ke Indonesia satu tahun yang lalu.
Enam tahun sudah, aku bersekolah di sekolah dasar.Tak terasa waktunya untuk beranjak ke sekolah yang lebih tinggi yaitu sekolah menengah pertama.
Perdebatan terjadi di keluargaku karena bingung mencarikan sekolah untukku. Aku pun bertanya kepada paman, “Paman , SMP yang cocok untukku apa?” “kamu mau sekolah yang jauh dari rumah?”,Paman balik bertanya.”Hmm... mau sih, tapi dimana?”,tanyaku. Lalu Paman menjawab, “Di Amerika” “Apa!!!!.... di Amerika!!” ,kataku dengan terkejut. “Ya... iya sekalian Paman kuliah disana.” Paman kembali menyahut. Aku pun terdiam sejenak lalu berkata, “Hm.. aku pikirkan dulu ya Paman, terima kasih atas informasinya.” “iya, sama sama”, Paman menjawab.
Aku pun termenung memikirkan apa yang di tawarkan oleh Paman sambil memakan makanan ringan , “Nyam , nyam huh gimana nih aq bingung!.”
Ke’esokan harinya adalah hari Minggu, hari yang tepat untuk melepas lelah. Aku mengeluh seraya berkata, “Aduh aku belum dapat jawabannya!!.”Akhirnya aku memutuskan untuk berdiskusi bersama Lucy,temanku tentang tawaran Pamanku. “Lucy aku ditawarin tuh sama paman buat sekolah di Amerika,” kataku. “What! Serius?”,jawab Lucy dengan logat Inggris. “Iya cy, gimana nih??”, tanyaku. “Berarti kamu mau ninggalin aku?” , jawab Lucy dengan muka marah. “Ya mau gimana lagi?”, jawabku. “Ya sudah demi kebaikan kamu aku setuju kamu sekolah di Amerika.” ,kata Lucy dengan hati ikhlas. “Makasih ya lucy, tapi aku ajarin bahasa Inggris dong!”, pintaku. “no problem” , jawab Lucy.Setelah lama belajar bahasa Inggris, adzan Dzuhur pun berkumandang,artinya aku harus pulang. “Thank you very much Lucy.”, gaya ku berbicara bahasa Inggris sambil melambaikan tangan kearahnya. “You are wellcome.” ,jawab Lucy.
Di rumah aku berbicara kepada ayah dan ibuku, “Ayah...,ibu..., boleh nggak aku ikut paman ya sekolah di Amerika?”, “Oh boleh banget dulu Ayah juga sekolah di sana,tapi kamu yakin mau sekolah di sana?”, kata ayahku. “yaakiiiinn....”,jawabku. “Iya boleh kok sayang demi kamu jadi orang sukses”, kata Ibu. Ayah dan Ibu mengijinkanku sekolah di Amerika.
Hari yang kutunggu- tunggu tiba saatnya aku pergi ke Amerika. Aku dan Paman berangkat ke bandara Soekarno Hatta. Lucy ikut mengantarkanku ke bandara, tetapi Ayah dan Ibuku tidak mengantarkanku karena disibukkan dengan pekerjaannya sendiri. Pesawat Garuda Air siap terbang 5 menit lagi. Dengan mata berkaca-kata aku terpaksa meninggalkan Lucy, aku pun memeluknya dan meninggalkan sebuah kalung agar dia selalu mengingatku. “Thank you for your kindness to me,I will always remembered.”(terima kasih atas kebaikanmu kepadaku akan selalu kukenang),kataku dengan berlinangan air mata. “You are wellcome,I also will remember you for ever.”(sama sama,aku juga akan mengenangmu selama lamanya),jawab Lucy. Isak tangis benar benar menyelimutiku dan Lucy. “Ayo cintya pesawat akan segera terbang”, kata paman. “Baiklah kataku. Kulambaikan tangan ke arah Lucy sebelum aku masuk pesawat. Entah kenapa aku seperti terakhir kali melihat Lucy,Ayah dan Ibu. Padahal aku Ayah Ibu dan Lucy tetap bisa komunikasi lewat handphone, sosial media, dan lain lain.
Aku sudah berada di dalam pesawat Garuda Air. Di sini aku merasakan hal aneh yang menggangguku, “Mengapa perasaanku tidak enak seperti ini?” , kataku dalam hati. “pengumuman pengumuman pesawat akan take on, para penumpang harap memakai sabuk pengaman terimakasih” , kata pramugari dengan suara yang lembut.
Ditengah tengah perjalanan pesawat yang kunaiki mengalami gangguan. Tiba-tiba pesawat menunjam ke bawah. Seluruh penumpang menjerit ketakutan. Setelah itu aku tidak tahu apa yang terjadi. Tiba-tiba kulihat cahaya putih. Cahaya putih itu membawaku melayang. Aku melihat pesawat yang kutumpangi tadi sudah tak berbentuk. Aku dibawa ke suatu tempat yang amat indah. Aku tidak tahu tempat ini. “Apakah ini surga?”, tanyaku dalam hati. Aku pun bertanya kepada sosok bercahaya amat silau, “Ma’af boleh saya tanya, sebenarnya ini tempat apa?” “ Ini adalah surga tempat kamu abadi disini”, jawab sosok itu dengan suara yang sangat lembut. “Ha.. aku di surga?”, kataku tercengang. “ya” , jawab sosok itu lagi. Lalu sosok itu pergi meninggalkanku.Ternyata aku telah meninggalkan Ayah, Ibu dan Lucy dan lainnya. Aku ternyata pergi meninggalkan dunia bergitu cepat. Yang awalnya aku menuntut ilmu ke Amerika dibalas dengan kematian dan surga. Aku meninggalkan orang yang aku sayang dan yang aku banggakan seperti Ayah , Ibu, dan Lucy. Ya Tuhan mengapa kau ambil aku disaat aku tidak siap? Disaat yang mendadak?. Ya Tuhan sabarkanlah orang yang aku tinggal. Aku tak tau seberapa sedihnya orang meratapi kepergianku.
TERIMAKASIH AYAH, IBU YANG TELAH MEMBESARKANKU TANPA PAMRIH KASIH SAYANGMU AKAN SELALU KUKENANG. DAN SAHABATKU LUCY SAHABAT PALING BERARTI DALAM HIDUPKU YANG PALING MENGERTI SAAT SUKA DAN DUKAKU. AKU BERHARAP KAU TIDAK TERLALU MERATAPI KEPERGIANKU KARENA “THIS DESTINY, IT CAN NOT BE CHANGED”(takdir ini tidak dapat diubah)
0 Comments:
Post a Comment