DESA YANG HILANG

PAGAR 13 BINTANG (eps.13) – Bagi yang ketinggalan episode 12 baca dulu bagian episode kemaren biar nyambung ceritanya

“pertama mereka datang kesini dengan tujuan yang sama dengan mas Firman, namun setelah mereka mengetahui apa yang terjadi merekapun berjanji kepada kami untuk tidak akan mempublikasikan kisah kami ini”,

“tapi mengapa mereka semua menghilang ?”,

“mereka tidak menghilang tapi cuma menjauh dari Juna”,

“bapak tahu tentang pak Juna ?”,

“ya, dia orang yang paling gembira dengan kesengsaraan kami, dan dia sangat berambisi ingin mempublikasikan kesengsaraan kami ”,

“oh ya pak, kenapa rumah ini disebut dengan rumah pagar 13 bintang ?, sedangkan saya tidak melihat pagar maupun bintang di rumah ini, apa maksudnya ?”,

“hem, dulu rumah ini bernomor 13, namun karena orang bilang nomor 13 itu nomor yang kurang beruntung maka kami menambah angka tiga belas dengan pagar dan bintang, jadi seperti ini #13* dengan harapan rumah ini dipagari dari kesialan dan memperoleh keberuntungan seperti bintang”,

“oh…., begitu”. Kataku sambil mengangguk-angguk.

Tidak terasa hari sudah menginjak sore, matahari sudah semakin redup, setelah terjawab semua pertanyaan dalam benakku, akupun berpamitan, dan sebelum aku mohon diri aku juga berjanji kepada pak Ahmad untuk tetap membuat kisah ini menjadi sebuah rahasia sama seperti apa yang dilakukan para pendahuluku.

Aku kembali kerumah pak Kardi, sesampainya di rumah pak Kardi aku langsung masuk kedalam rumah yang waktu itu masih terlihat gelap.

“assalamu’alaikum….pak,…pak Kardi…..bapak dimana ?”,

aku tidak mendengarkan jawaban, aku pergi kebelakang rumah namun sama saja sepi tidak ada orang.

“kemana pak Kardi ?, jangan-jangan sesuatu terjadi pada pak Kardi”, kataku dalam hati.

Akupun kedepan menuju jalan sambil mencoba mencari pak Kardi. Jalanan tampak sepi, tak seorangpun aku lihat, aku terus berjalan sambil memperhatikan sekitar siapa tahu bertemu seseorang yang bisa aku tanya. Rumah yang berjajar dikanan kiri jalan semua tampak sepi seperti tak berpenghuni, tak satupun rumah yang menghidupkan lampu meskipun hari sudah semakin gelap.

Ku percepat laju motorku menuju tempat yang aku lihat terang benderang dari kejauhan, ternyata tempat itu adalah sebuah masjid, kuparkirkan sepeda motorku dihalaman masjid. Aku ikut sholat berjama’ah dimasjid tersebut. Setelah selesai aku duduk didepan masjid, sambil melepas lelah. Dari belakangku datang seorang jama’ah masjid,

“assalamu’alaikum,….”,

“mas baru ya, kok saya baru lihat ?”

“ya pak, saya dari desa sebelah” mendengar jawabanku si bapak langsung pucat wajahnya, badannya gemetar sambil terus memandangku dari ujung rambut hingga ujung kaki.

“bapak kenapa ?”,

“ma’af mas, sampeyan manusia kan ?”,

“ya iyalah, nih kaki saya aja nempel tanah”, jawabku dengan nada tinggi.

“anu mas, setahu saya desa sebelah itukan desa mati, sudah bertahun-tahun tak berpenghuni”.

“apa……..???”.

pembaca yang budiman demikianlah akhir dari petualangan Firman dalam kisah PAGAR 13 BINTANG, sampai ketemu lagi di petualangan Firman yang lain pasti makin seru……..

“ingat kalau tidak berani baca sendiri anda juga bisa mengajak teman anda untuk berbagi keseruan membaca cerita ini.