Friday, March 4, 2016

CERITA PENDEK ANAK | TWINS SPESIAL B’DAY

CERITA PENDEK ANAK | TWINS SPESIAL B’DAY - Hallo...sahabat kumpulan tulisan 25 yang dirahmati Allah, senang sekali masih dapat menyapa sahabat-sahabat semua. Kali ini saya persembahkan tulisan kiriman Wilda yang berjudul TWINS SPESIAL B'DAY

Karya ini masuk ke meja redaksi kami pada tanggal 04 Maret 2016 dan Alhamdulillah telah lolos moderasi.Selamat membaca dan jangan lupa berikan apresiasi positif dengan berkomentar yang sopan dan membangun.

Hari yang special bagi Vira dan Vera akan segera tiba. Mereka mempersiapkan segala hal agar tampak istimewa. Bukan apa-apa, tapi kali ini anak kembar itu akan berulang tahun ke tujuh belas! Jadi, orang tuanya tidak ragu-ragu untuk membuat pesta besar.

Vira dan Vera kali ini ingin memilih kuenya. Mereka akan menuliskan namanya diatas kue bertumpuk lima. Banyak temannya yang diundang. Rekan bisnis orang tuanya pun diundang.

Di sisi lain, mereka juga sedih karena sahabat lamanya, Gabriel tak bisa datang karena harus mengikuti OLYMPIC MATHEMATIC di AUSTRALIA.

Tinggal dua hari lagi adalah ulang tahun mereka. Mereka memilih gaun pesta berwarna kuning pekat dan coklat putih. Gaunnya seperti gaun pernikahan, sangat anggun.

“ Bun, aku dan Vira pilih ini, ya!” Ungkap Vera pada bundanya. Bunda mengangguk tanda setuju. Tapi Vira dan Vera merasa bunda merahasiakan sesuatu.

“ Ada apa, bun? Sepertinya ada yang bunda sembunyikan?!” Tanya Vira.

“ Tak, apa. Sekarang kalian coba dulu gaunnya.” Bunda memaksa mereka masuk ke dalam kamar

Setelah cukup puas, mereka pulang membawa gaun yang mereka beli tadi. Dirumah, mereka kagum dengan persiapannya. Seperti kerajaan, sangat mewah.

Siang hari, telepon Vera berdering tanda telpon masuk. Ternyata dari Gabriel. Vera segera memanggil Vira dari dalam kamar.

“ Vira... Gabriel menelpon!” teriak Vera senang. Vira segera berlari ke lantai atas.

“ Halo... Gab. Gimana kabarmu?” Vera mengangkat teleponnya.

“ Baik, by the way... kalian mau birthday ya....!” ucap Gabriel.

” Kamu datang gak?”,

” Kayaknya g bisa deh, Ver. Kamu tau kan kalo aku tuh ada olimpiade. Dan alhamdulillah, aku dapet juara satu kemaren. Jadi besok lomba udah dimulai.!” Vera dan Vira terdiam sejenak. Ia ingin menangis mendengar itu. Ini pertama kalinya Gabriel tidak datang di acara-acara mereka.

“ Nggak apa-apa kok! Kami disini dukung kamu semoga menang lagi,ya!” suara Vira memecahkan keheningan di pembicaraan itu.

“ Ya, udah ya! Aku mau ke tempat guruku, mau latihan.” Gabriel menutup telpon, suaranya terdengar serak ingin menangis.

Si kembar saling menatap sekejap lalu berpelukan. Mereka menangis. “ Sudahlah Ver, jangan bebani pikiran Gabriel. Kita harus berkorban, ya!” Vira memberi pengertian pada Vera.

Esok harinya, pukul 16:40 Vera telah siap dengan gaunnya yang gemerlap dan ia telah menaruh mahkotanya disamping mahkota Vira. Si kembar pun menghias diri dan menata rambut layaknya seorang ratu dengan tangan mereka sendiri. Vira dan Vera pergi menuju kamar bunda.

“ Bun, aku dah cantik apa belum?” Kata mereka bebarengan.

“ Cantik, banget! Ayo, pake mahkota kalian dan segera turun. Tamu-tamu sudah datang!” perintah bunda pada si kembar. Setelah dikamar mereka melihat...

“ Dimana mahkotaku?!” Teriak Vera dan Vira.

“ Kau yang mengambilnya?!” Mereka saling tunjuk. Vira sebagai kakak pun mengalah dan memberi solusi

“ Ya, sudah! Kita turun saja. Tamu sudah menunggu. Soal mahkota, biar nanti kutanyakan bunda.” Vera mengalah. Sedikit ragu, si kembar menuruni tangga satu per satu, hingga anak tangga terakhir.

Cukup lama acara berlangsung, akhirnya waktu untuk memotong kue tiba. “ Kue pertama akan kami persembahkan pada ayah dan bunda.” Ucap Vira dan Vera.

“ Kue kedua sesungguhnya ingin kami persembahkan pada sahabat kami, Gabriel. Tapi sayangnya dia tak disini karena ia sedang olimpiade di Australia. Jadi kue ini...” ,

“Kata siapa seorang Gabriel tidak datang di hari ulang tahun sahabat tercintanya?” Suara seseorang menghentikan kata-kata Vera. Muncul sosok perempuan tinggi dengan rambut ikal yang panjang diantara para tamu.

“ Gab....” Ucap Vera dan Vira senang. “ Vira, Vera HAPPY BIRTHDAY!” , “ Kenapa kamu bisa disini? Bagaimana dengan olimpiade-mu? Padahal kau sangat memimpikan itu!” Ucap Vira.

“ Tak ada yang lebih penting dari para sahabatku.” Tetes air mata Gabriel tumpah melihat kedua sahabatnya.

“ Oh, ya!” Kata Gabriel mengingat sesuatu, ia mengambil sebuah barang. Dua mahkota berlian.

“ Kau? Kau yang mengambilnya? Kau tahu betapa cemasnya kami mencari itu?!” Teriak Vera dan mencoba menjahili Gabriel.

Mereka saling berkejaran di sepanjang sudut ruangan. Mereka berpelukan saling menangis. “ Kau jahat pada dirimu sendiri...” kata Vira kepada Gabriel.

“ Jahat apanya??? Bahkan jika aku tak datang itu yang namanya jahat pada diriku sendiri...” jawab

Gabriel.

“ Bagaimana denganku???” Vera datang tiba-tiba dan membawa minuman untuk mereka bertiga.

“ Sudah-sudah.... bagaimana jika kita lanjutkan acaranya?” Bunda menanggapi.

Akhirnya acara kembali berlangsung dengan bahagia tanpa kurang satu apapun.

Baca karya-karya lainnya ?

0 Comments:

Post a Comment