KHUTBAH JUM'AT : MENJAGA HUBUNGAN SESAMA MANUSIA

وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰٓ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوۡاْ لَفَتَحۡنَا عَلَيۡهِم بَرَكَٰتٖ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَٰهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertaqwa, melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS. Al-A’raf : 96)

Sidang jumah rahimakumullah…

Limpahan berkah dari langit dan bumi berupa limpahan kekayaan dan kenikmatan yang tercurah kepada manusia sepanjang hidupnya, memungkinkan ia dapat membangun peradabannya. Sedang iman dan taqwa sebagaimana tersebut pada ayat di atas adalah jaminan bagi kelansungan tercurahnya kekayaan dan kebarkahan. Selanjutnya menjadi jaminan bagi kepesatan peradaban manusia tanpa harus mandek atau balik lagi dari awal untuk memulai suatu peradaban baru dengan membuang-buang energi untuk membangunnya. Dengan demikian peradaban yang lama tidak perlu hancur bahkan dapat diteruskan serta merupakan pernyataan eksistensi dari generasi-generasi yang telah melewati jalur kehidupan.

Sistem tingkah laku seperti itu, tentu saja baik sekali. Merupakan pilar peradaban manusia yang terkuat, yang paling sanggup menopangnya dan mensucikannya. Sesudah itu akan merupakan nilai tertinggi yang dicari-cari oleh manusia yang sadar untuk mempercepat langkah ke arah kemajuan yang pesat, mempercepat tersingkapnya tabir yang menutupi kunci-kunci alam semesta yang susah dicari, yang karena begitu sudah sehingga tidak peduli dengan usaha bersama masyarakat secara terpadu. Akan tetapi, sikap masa bodoh itu sebenarnya timbul akibat sistem tingkah laku yang saling bertentangan, yang jauh dan jauh sekali dari nilai-nilai keutamaan dan tata kesopanan itu yang dijadikan landasan dari sistem pembangunan sesama manusia.

Ini sama sekali bukan khayal ataupun mimpi yang melantur, tetapi memang kenyataan yang bila tidak ditempuh, manusia pasti akan menderita dan sengsara.

Sidang jumah rahimakumullah…

Apa yang didambakan oleh seluruh umat manusia agar ada satu bahasa persatuan dan aturan politik yang terpadu, itu barangkali semakin menguatkan pendapat kita tersebut di atas, Karena inti dari semua itu merupakan pengakuan tentang betapa bahayanya perpecahan dan betapa jahatnya menunggu-nunggu kehancuran bangsa lain. Kedua-duanya, yakni perpecahan dan menuggu-nunggu kehancuran, adalah lahir akibat penyelewengan fitrah dari nilai-nilai keutamaan sebagai jalan yang benar, dan berikutnya akibat penyelewengan dari tata kesopanan yang semestinya menjadi perekat hubungan sesama manusia.

Selain Islam, tidak ada yang berpadangan luas. Karena hanya Islamlah yang mampu melakukan hubungan demikian dan mampu memenuhi segala kebutuhan dari siapapun yang tengah mencari-cari. Hanya Islamlah yang mampu membangun keudayaan manusia atas landasan-landasan yang kuat, yang menjamin ketenteraman dan ketenangan hidup sebagaimana yang mereka dambakan.

Adapun tentang kelengkapan hubungan dalam islam, itu dimulai dari suruhan supaya merasakan, menghargai dan menghormati makna persahabatan. Begitulah seterusnya sampai pada pembicaraan soal aktivitas hubungan-hubungan dan tata pergaulannya dengan orang lain, bahkan pada perasaan-perasaan yang tersembunyi dalam dada. Rasulullah bersabda:

Orang beriman itu sahabat yang dapat diajak bersahabat tak ada kebaikan bagi orang yang tak mau bersahabat dan tak dapat diajak bersahabat. (HR. Ahmad Thabrani dan Al Hakim.)

Sidang jumah rahimakumullah…

Selanjutnya dalam mengarahkan ke arah yang benar, agar hubungan semakin erat, Islam menyuruh umatnya cepat-cepat menyampaikan salam perjumpaan ketika bertemu sesamanya, dengan mengucapkan "Assalamu'alaikum"

Selain itu pula Islam menyuruh bersikap tawadlu, jangan takabbur karena sesungguhnya Allah swt. telah memerintahkan kita untuk merendahkan diri, sehingga tak ada seorangpun yang membanggakan diri terhadap yang lainnya. Terhadap yang lebih tua Islam menyuruh hormat dan terhadap yang lebih muda disuruh untuk mengasihi. Karena bukan muslim orang yang tidak menghormati orang yang lebih tua diantara mereka dan tidak mengasihi yang lebih muda.

Islam juga menyuruh agar manusia sedapat mungkin mengeluarkan hartanya dan berkelakuan baik. Karena suatu harta tidak akan berkurang karena sedekah, Dan Allah hanya akan menambah kemuliaan bagi seseorang lantaran kelebihan harta (yang dikeluarkannnya). Dan tak seorangpun yang merendahkan diri karena Allah, hanyalah akan ditinggikan derajatnya oleh Allah.

Selain itu Islam juga menyuruh setiap muslim agar berhati-hati menerima berita apapun yang disampaikan orang, sehingga tidak memberikan kesempatan kepada tukang-tukang fitnah yang suka mengadu domba. Dan jika datang kepada kita orang fasik membawa sesuatu berita, maka kita periksa lebih teliti agar kita tidak menimpakan kepada sesuatu kaum tanpa mengetahui keadannya, yang menyebabkan kita menyesal atas perbuatan kita itu.

Islam juga menyuruh manusia agar meperhatikan anak-anak yatim dan orang-orang yang lemah, sabda Rasulullah;

Barangsiapa mengusapkan tangannya kepada anak yatim dengan kasih sayang maka dia mendapat kebaikan dari setiap helai rambut yang dilewati tangannya (HR. Bukhari Muslim.)

Sedangkan mengenai rumah (tempat tinggal), Islam berpendapat bahwa ia adalah tempat yang patut dipertahankan dan dihormati. Ia tidak boleh dimasuki oleh siapapun tanpa seizin penghuninya.

Kemudian Islam membentengi harga diri manusia dengan berbagai dinding kehormatan sehingga terjamin dari keruntuhan.

Sidang jumah rahimakumullah…

Akhirnya Islam menitik beratkan perhatiannya kepada hal yang menjadi pangkal perpecahan dan pertengkaran. penghormatan khusus kepadanya dengan sabda Rasul ketika beliau menyampaikan khutbahnya yang padat pada waktu haji wada’.

Sesungguhnya darah kalian, harta kalian, dan kehormatan kalian adalah wajib dihormati oleh sesama kalian seperti menghormati diri kalian sendiri, pada bulan kalian ini, di negeri kalian ini.

Begitu lengkapnya system hubungan dalam Islam, sampai-sampai memperhatikan kenyataan-kenyataan yang dialami manusia. Islam tidak menyerang kenyataan-kenyataan, tetapi malah memberi jalan. Begitulah Islam dalam semua sistem-sistemnya.

Apabila seseorang tidak kuat menahan amarah terhadap temannnya Islam nenyediakan baginya kesempatan untuk merendahkan jiwanya sehingga dapat kembali lagi kepada keadaan semula yang wajar. Sabda Rasul yang mulia dalam hal ini :

"Tidak halal bagi seorang muslim untuk mendiamkan saudaranya lebih dari tiga hari. Keduanya bertemu, maka yang satu memalingkan mukanya dan yang lain pun sama- sama memalingkan mukanya. Akan tetapi diantara keduanya yang paling baik adalah yang memulai memberi salam"

Dan apabila terlihat oleh Islam suatu permusuhan, maka cepat-cepat ia menyuruh untuk memperbaikinya, dengan firman Allah : Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara. Karena itu damaikanlah antara kedua saudara kalian, dan bertaqwalah kepada Allah, supaya kalian mendapat rahmat. (al-Hujurot:10).

Sehubungan dengan itu Rasulullah Saw. Bersabda : Tidakkah aku khabarkan kepada kalian sesuatu yang lebih tinggi derajatnya daripada shalat, puasa maupun sedekah ? Para sahabat menjawab, tentu. Maka bersabda Rasul yaitu memperbaiki hubungan sesama kalian, dan rusaknya hubungan adalah bencana yang hebat.

Sedangkan mengenai perkumpulan dengan orang banyak, Islam memperhatikan perasaan orang dengan sabda Rasul yang artinya: "Janganlah hendaknya seseorang menyuruh orang lain untuk berdiri dari tempat duduknya kemudian dia duduki, akan tetapi perluaslah dan lapangkanlah"

Bila kita ikuti terus kandungan hadist tersebut, maka kita dapati lima hal yang pahalanya lebih baik dan mulia yaitu :

  1. Janganlah kamu berbicara yang tidak berguna. Karena pembicaraan yang berlebihan, tidak dapat menjamin kamu bersih dari dosa.
  2. Janganlah membicarakan hal yang kecuali pada tempatnya yang tepat. Karena banyak orang orang yang berbicara tentang sesuatu hal yang berguna, tetapi tidak pada tempatnya, malah tercela.
  3. Janganlah bertengkar dengan orang yang penyantun, maupun orang yang pandir. Karena orang yang penyantun akan membecimu, sedangkan orang yang pandir akan menyakitimu.
  4. Bila saudaramu tidak ada di hadapanmu, bicarakanlah ia tentang hal ikhwal yang baik-baik yang kamu ingin agar ia membicarakan yang demikian. Dan ma'afkan dia dari kesalahan, yang kamu ingin agar dia pun mema'afkan kamu daripadanya.
  5. Dan bekerjalah selaku orang yang sadar bahwa dia akan mendapat ganjaran bila bekerja dengan baik dan akan celaka bila ceroboh.