KISAH HIKMAH | PAKU PENGHILANG MARAH

KISAH HIKMAH | PAKU PENGHILANG MARAH - Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu'alaikum wr. wb. Hallo...sahabat kutu yang dirahmati Allah, apakah sahabat kutu mempunyai kebiasaan cepat naik darah atau cepat marah. Atau mungkin suka berbicara kasar, jorok atau semacamnya. Dan sahabat kutu punya keinginan untuk menghilangkan sifat tersebut ?. jika itu problem sahabat kutu coba dengarkan kisah berikut siapa tahu ini bisa menjadi solusi atas problem sahabat kutu semua. Di blog ini ada banyak kisah-kisah hikmah lainnya yang sayang jika teman-teman lewatkan.

Dikisahkan pada suatu hari ada seorang anak laki-laki yang hobinya marah dan berbicara kasar. Hobinya tersebut membuat orang tuanya malu banget. Warga sekitar sering membicarakan keburukan anak laki-laki ini, di pos ronda, di mushola, di pertemuan warga dan dimana saja. Sehingga ini membuat ayah si anak frustasi.

Akhirnya si ayah pun sudah tidak sabar lagi dengan apa yang terjadi, si ayah pun memutuskan untuk mencoba berbicara dengan anak laki-lakinya supaya sifat buruk ini tidak terus berlanjut hingga ia dewasa.

Pada suatu sore sambil membawa sekantung paku ayah si anak mencoba mengajaknya bicara. Si ayah terus berusaha membujuk anaknya supaya merubah perangai buruknya itu. Sementara si anak bersikukuh tidak mau merubah sifat buruknya tersebut. Perdebatanpun tak terelakkan karena masing-masing merasa pendapatnya yang benar.

Singkat cerita, mereka berdua akhirnya membuat kesepakatan, si anak masih tetap diperbolehkan mempertahankan hobi marah dan bicara kasarnya namun setiap si anak selesai melakukan hobinya tadi ia harus menancapkan sebuah paku dipagar rumah mereka. Mereka berdua sepakat mulai esok hari kesepakatan itupun diberlakukan.

Pada hari pertama, si anak dengan susah payah mulai menancapkan paku setiap kali ia marah atau berbicara kasar. Tak terasa sudah banyak paku yang telah menancap di pagar rumah mereka. Tak teras banyak luka ditangan si anak karena menancapkan paku di pagar, ada luka memar bekas palu, luka gores dan luka-luka yang lainnya.

Karena merasa kesakitan si anak mencoba menahan marah supaya tidak menancapkan paku di pagar rumah. Ini bukanlah perkara mudah, namun si anak terus berusaha supaya jari dan tangannya tidak terluka lagi. Ternyata ketika ia menahan marah dan bicara kasar, selain jari dan tangannya terhindar dari rasa sakit kepalanya pun tak lagi berat dan badannya tak lagi panas.

Setelah beberapa hari ini dilakukan pada hari-hari berikutnya paku-paku yang ia tancapkan di pagar semakin berkurang. Si anak semakin semangat menahan marah dan bicara kasar. Setelah sekian lama si anak pun sudah tidak lagi menancapkan pada pagar kayu. Ini semua disebabkan ia telah mampu mengendalikan kemarahannya. Ia pun menemui ayahnya. Mereka berdua berbicara dan membuat kesepakatan baru.

Isi kesepakatan baru itu adalah, si anak boleh mencabut paku dipagar apabila ia dapat menahan marah dan berbicara kasar. Maka pada hari-hari berikutnya, si anak pun mencabut paku satu-persatu setiap kali ia dapat menahan marah dan berbicara kasar. Lama-lama paku yang ada di pagar pun habis tak bersisa.

Mereka berdua berpelukan kemudian tersenyum sambil melihat pagar yang sudah bersih dari paku. Dengan lembut ayah berkata : “Nah, sekarang bisa engkau lihat pagar kayu itu. Meski paku-paku itu engkau cabuti. Tapi lubang bekasnya masih ada. Dan lubang itu sulit untuk dihilangkan. Hal itu sama seperti saat engkau marah. Kemarahan dan kata-kata kasarmu akan membekas di hati orang yang engkau marahi. Dan luka dihati orang itu bahkan lebih sulit untuk dihilangkan….”

Baiklah teman-teman sahabat kutu semua. Demikian tadi kisah paku penghilang marah. Semoga kisah ini memberikan hikmah, manfaat dan solusi untuk permasalahan kita semua. Jika kisah hikmah ini bermanfaat jangan lupa bagikan supaya lebih banyak lagi yang memperoleh manfaat. Sampai jumpa lagi dalam kisah-kisah hikmah kami yang lainnya. Wassalamualaikum wr. wb.

Baca cerita hikmah lainnya ?