KISAH HIKMAH | SEMANGKUK ES KRIM - Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu'alaikum wr. wb. Hallo...sahabat kutu. Kita mungkin pernah menilai sesuatu hanya sekilas saja. Kita mungkin pernah menilai sesuatu hanya dari apa yang kita lihat saja. Atau yang parah lagi, kita menilai sesuatu hanya dari katanya.
Padahal realitanya tidak seperti katanya, tidak seperti yang kita lihat sekilas. Saya jadi teringat dengan sebuah kisah tentang semangkuk es krim. Sebuah kisah yang tidak sengaja saya baca dari facebook teman, yang dari kisah ini merubah pandangan saya dalam menilai sesuatu.
Kisah ini bercerita tentang seorang anak yang berusia 10 tahun mengenakan kaos kusam, bercelana pendek dan bersendal jepit, ia memasuki sebuah kedai es krim dan duduk di sebuah meja. Kebetulan hari itu kedai es krim tersebut sedang mengadakan launching es krim varian baru.
Para pembeli diberikan discount 50% untuk setiap pembelian es krim varian baru ini. Antrian Panjang mengular hingga ke jalan depan kedai untuk mendapatkan semangkuk es krim tersebut. Seorang pelayan segera menghampiri dan menaruh segelas air putih di depan si anak kecil.
Kemudian si anak kecil bertanya berapa harga untuk semangkuk es krim varian baru. “20rb,” jawab si pelayan. Anak kecil itu merogoh sakunya dan menghitung sejumlah uang yang ada di dalamnya. Kemudian si anak kecil bertanya kembali berapa harganya setelah dikurangi discount.
Karena padatnya pengunjung menunggu antrian untuk mendapatkan meja, pelayan mulai sedikit tidak sabar menjawab pertanyaan si anak kecil. “10rb..! gmn jadi pesan tidak, banyak yang masih ngantri” kata pelayan tersebut dengan kasar. Anak kecil tersebut menghitung uangnya lagi, setelah merasa uangnya cukup akhirnya si anak kecil memesan semangkuk es krim varian baru.
Tak lama kemudian pelayan membawakan es krim pesanan anak tersebut, meletakkan tagihan di atas meja dan berjalan pergi meninggalkan si anak. Setelah anak itu selesai memakan es krim, ia membayarnya di kasir dan pulang.
Ketika si pelayan datang kembali untuk membersihkan meja, ia mulai mengelap meja dan kemudian menelan ludah melihat apa yang telah terjadi.
Di meja tempat si anak kecil menikmati es krimnya, terselip rapi di bawah piring kosong, selembar uang 5rb an, tip untuk si pelayan dari anak yang tadi dia anggap menyebalkan.
Pelayan mengambil uang tip tersebut sambil mencari si anak kecil yang sudah meninggalkan kedai es krim tersebut.
Tampat penyesalan pada raut muka si pelayan karena telah berlaku kurang sopan terhadap si anak kecil yang sangat memperhatikannya.
Sahabat kutu, ketika ada yang memperhatikan kita terkadang kita acuh. Kita malah disibukkan dengan yang lain. Merasa yang lain itu teramat penting untuk kita acuhkan, meskipun pada akhirnya hanya memberikan kerugian besar pada kita. Dan tragisnya kita baru tersadar setelah semua meninggalkan kita. Sahabat kutu, balaslah perhatian yang telah memperhatikanmu. Jangan kecewakan, jangan acuhkan, dan berikan perhatian yang lebih. Sebelum mereka pergi meniggalkanmu.
0 Comments:
Post a Comment