PETUNJUK NABI DALAM MENGAJAR - Pada hari ini, sepanjang hampir 15 tahun saya mengajar sudah hampir 5 kali kurikulum berganti, artinya rata-rata 3 tahun kurikulum dirubah, ada yang dirubah 100% dan ada yang disempurnakan, dan disetiap kurikulum berganti pelatihan dilaksanakan. Dalam setiap pelatihan yang saya ikuti masing-masing pemegang kebijakan pendidikan mengklaim bahwa kurikulum yang disusunnya kali ini lebih baik dari yang kemarin, lebih sempurna dari kurikulum yang kemarin.
Saya tidak memungkiri bahwa secara teori memang setiap kurikulum yang diperbaharui lebih baik dari kurikulum yang lalu. Namun, karena sosialisasi yang kurang efektif akhirnya hasil akhirnya pun kurang maksimal pula. Saya sadar bahwa semua itu butuh proses, dan setiap proses butuh minimal 5 tahun untuk melihat hasilnya. Sayangnya ketika jangka waktu ini sudah terlewati dan kita akan melihat hasilnya muncullah peraturan baru. Ibaratnya kita meramu sebuah masakan, mulai dari mengumpulkan bahan, meracik bumbu, mengolahnya sehingga siap untuk disantap. Tapi akhirnya kita buang, dan kita ganti dengan resep masakan baru.
Yah itulah fenomena yang terjadi hari ini. namun saya tidak akan mempermasalahkan fenomena ini, karena menurut hemat saya kita terlalu berkiblat kepada teori-teori pendidikan dan pengajaran barat yang belum tentu hasilnya sesuai dengan kondisi di negara kita. Saya tidak mengingkari sumbangsih para ahli pendidikan barat terhadap teori-teorinya. Dan saya pun tidak mengajak anda untuk menjauhi dan menolak seluruh apa yang ada pada mereka. Namun kali ini saya hanya ingin mengajak kembali memperhatikan kepada teori pengajaran dan pendidikan yang sudah kita lihat hasilnya hingga saat ini, teori yang telah berhasil membawa kita dali alam yang gelap gulita menuju alam yang terang benderang. Teori pengajaran dan pendidikan yang kelihatannya biasa namun mempunyai efek yang sangat dahsyat.
Siapakah penemu teori ini ?
Tidak lain adalah utusan Allah, mahluk yang paling mulai yang selalu kita tunggu-tunggu syafaatnya nanti di hari akhir yaitu Nabi besar Nabi besar kita MUHAMMAD SAW.
Beliau kan nabi, bukan pengajar ?
Ok, bukan saya yang mengatakan beliau itu adalah seorang muallim (pengajar) namun Allah sendiri yang menyatakan beliau adalah seorang muallim(pengajar).
Masih belum yakin ?
Coba anda buka surat Al-Jumuah : 2 yang artinya kurang lebih sebagai berikut :
“Dia lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As-Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”
Allah telah mengutus Nabi-Nya saw dilingkungan umat yang dinaungi oleh kebodohan dan dikuasai oleh khurafat, maka dengan ijin-Nya, beliau berhasil mencetak umat pembawa hidayah bagi seluruh manusia, umat pemikul manhaj ilmu, manhaj pendidikan dan tafaqquh (pendalaman agama). Allah menyatakan bahwa hal itu merupakan nikmat-Nya kepada orang-orang mukmin. Firman-Nya dalam surat Ali-Imran : 164 yang artinya kurang lebih sebagai berikut :
“Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah. Sesungguhnya sebelum (kedatangan nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.”
Begitu juga dalam surat Al-Baqarah : 151
“Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) kami telah mengutus kepadamu rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Kitab dan Al-Hikmah (As-Sunnah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.”
Dari bukti-bukti diatas masihkah anda ragu jika beliau adalah seorang pengajar ?
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh muslim (537) Muawiyah bin Al-Hakam mengakui bahwa tidak melihat seorang guru sebelumnya dan sesudahnya yang lebih baik pengajarannya dari pada Dia (nabi Muhammad saw). Muawiyah bin Al-Hakam As-Salam RA, “Aku korbankan bapak dan ibuku untuknya, aku tidak melihat seorang guru sebelumnya dan sesudahnya yang lebih baik pengajarannya dari pada dia.”
Bagaimana masih belum yakin kalau Nabi Muhammad SAW adalah seorang pengajar yang hebat ?
Apakah anda masih mengira akan mendapatkan seorang guru yang lebih tinggi, lebih utama dan lebih mulia daripada Rasulullah SAW ?
Bila anda sudah mengakui Rasulullah SAW sebagai seorang pengajar yang hebat, lalu bagaimana bisa anda mengambil referensi pengajaran dan pendidikan kepada selain yang beliau contohkan ?
So, jika anda seorang pengajar, atau orang yang bercita-cita menjadi pengajar sebuah kewajiban untuk mencari pentunjuk Rasulullah SAW dalam mengajar, karena tidak ada teori pendidikan dan pengajaran yang dahsyat selain apa yang beliau ajarkan.
Berikut ini petunjuk Nabi dalam mengajar :
1. Memicu dorongan belajar
2. Menggabungkan antara pengajaran dan pendidikan
3. Memberi perhatian tentang pengajaran Manhaj (metode) Ilmiyah.
4. Mendidik sahabat untuk memikul kewajiban tabligh (menyampaikan ilmu)
5. Mendorong dan memberi pujian
6. Memberi perhatian terhadap murid
7. Mengetahui potensi dan kemampuan nalar murid
8. Memperhatikan perbedaan pribadi
9. Mengarahkan kepada spesialisasi yang sesuai
10. Menggabungkan antara pengajaran pribadi dan kolektif
11. Memberi perhatian terhadap pengajaran wanita
12. Menyampaikan materi dengan menarik dan beragam
13. Menggabungkan pengajaran dengan fenomena riil
14. Menggunakan sarana penunjang
15. Menekankan apa yang mesti ditekankan
16. Menghindari pemecah konsentrasi
17. Memperhatikan semangat dan kapasitas murid
18. Mengulangi ilmu dan hafalan
Untuk ulasannya satu-persatu akan coba kita bahas pada artikel berikutnya, terima kasih sudah membaca artikel ini. silahkan berbagi jika anda mendapatkan manfaat dari artikel ini.
0 Comments:
Post a Comment