Hari ini empat hari sudah aku memulai usahaku, dengan segala usaha yang aku bisa dan mampu aku lakukan untuk mempromosikan usaha baruku. Memang modal untuk usahaku tidaklah terbilang banyak, aku sangat paham usahaku ini tidak banyak orang yang membutuhkannya. Namun dengan segala keyakinan aku tetap merintis usaha ini walaupun kadang perasaan keragu-raguan itu kerap muncul dalam benakku.
Masih seperti yang kemarin dengan trik yang sama aku coba menawarkan produk yang aku punya, dan Alhamdulillah hari ini sudah sekitar seperempat dari kemarin orang sudah mau datang melihat-lihat produk yang aku punya meskipun tak satupun yang mau berkomentar, semua hanya melihat dan melihat saja.
Aku duduk sambil melihat sekitarku, anak-anak sekolah dengan riang bermain tanpa beban, tanpa bayangan akan apa yang akan mereka temui kelak. Mereka begitu lepas, berbicara bebas, berbuat lepas tanpa ada kekangan yang membelenggu mereka. Kadang aku merindukan masa-masa itu, namun itu malah membuatku semakin terpuruk, semakin tidak bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh sang pencipta.
Aku mulai lagi menata daganganku, mengusap barang yang terlihat kotor sambil sesekali berdo’a “ya Allah lariskan daganganku hari ini, berilah keberkahan darinya untuk rizkiku ya rabb”. Seorang anak kecil memhampiriku, tubuhnya yang gempal membuatku tersenyum. Dia bertanya kepadaku “jualan apa pak ?” aku tersenyum melihat polah tingkahnya, setelah aku jawab pertanyaannya dia bertanya kembali, “apa ada yang butuh pak ?”, “bapak ndak bisa jawab pertanyaanmu yang satu ini, karena kebutuhan seseorang itu yang mengarahkan adalah Allah bukan bapak”.
“pak, yang ini bagus pak, bapak yang buat ya ?” tanya anak itu polos. “semua barang disini ada yang baak buat sendiri, ada yang titippan dari orang lain”. “saya suka yang ini pak, tapi saya bingung, saya mau bantu memasarkan roduk bapak, tapi gimana caranya ya ?, trus kalo seandainya mereka suka….., aduh bingung aku”. “ndak usah bingung, kalo kamu mau bantu bapak, cukup kamu beritahu aja teman-temanmu kalo disini ada barang bagus, biarkan teman-temanmu nanti yang menilai sendiri, apa yang kamu katakan itu benar atau tidak”. “trus apa untungnya buat bapak ?”. “bapak tidak bisa bilang sekarang, nanti suatu hari kamu akan tahu sendiri”.
Si anak langsung berlari sambil berteriak “OK, pak, saya akan kasih tau teman-teman saya supaya mereka mau melihat-lihat barang bapak”. “ya, terima kasih” jawabku sambil tersenyum. Selepas berbincang dengan anak tadi entah kenapa seperti ada semangat yang membara dalam dadaku untuk mempersiapkan jawaban untuk anak tadi. “Bismillah, ya Allah beri aku kekuatan dan kesabaran untuk menjalankan usahaku ini”, gumanku dalam hati.
Jantungku berdegup kencang, darahku bergejolak, semangatku membara. Aku semakin yakin, aku pasti berhasil, jika tidak hari ini, pasti esok hari, atau entah kapan waktu itu akan datang, tapi aku yakin sekali bahwa KEYAKINANKU INI AKAN MENGHAPUS KERAGU-RAGUANKU
0 Comments:
Post a Comment