PAGAR 13 BINTANG (eps.6)

PAGAR 13 BINTANG (eps.6)– Bagi yang ketinggalan episode 5 baca dulu bagian episode kemaren biar nyambung ceritanya

“begini mas ceritanya, saya dulu tukang kebun PAGAR 13 BINTANG, dan ibu yang punya warung tadi dulu adalah pembantu rumah tangga disana, mas Firman pernah kesana ?”,

“ya, pak saya pernah kesana”.

“lihat foto didinding ndak ?”

“ya pak saya lihat, kenapa ?”

“dulu yang tinggal disana hanya 4 orang, yaitu pak Ahmad, bu Aisyah, dan dua anaknya yang besar namanya Dian dan yang kecil namanya Dani”,

“terus dua orang tua yang ada difoto itu siapa pak ?”

“sabar mas, nanti saya akan ceritakan juga siapa mereka itu” pak Kardi kembali meneguk kopi yang tadi dibuatnya kemudian berdiri mendekati jendela, dia buka jendela sambil mengeluarkan kepalanya dan menengok kekanan dan kekiri seakan-akan mengamati keadaan sekitar. “ada apa pak ?” tanyaku penasaran. “ssst……” pak Kardi mendesis sambil melihatku. Kemudian dia tutup jendela rumahnya kembali lalu duduk disampingku. “dinding kita ini punya telinga mas, jadi harus tetap waspada. “oh,… begitu”, “kemudian lanjutan ceritanya bagaimana pak ?” tanyaku agak memaksa agar pak Kardi mau melanjutkan ceritanya.

Pak Kardi tidak langsung melanjutkan ceritanya, dia terdiam sambil matanya terus melihat kesana kemari. Aku hanya terdiam menunggu pak Kardi melanjutkan ceritanya. Dalam hatiku aku bertanya-tanya “kenapa pak Kardi sampai sehati-hati ini dalam bercerita, ada kejadian dahsyat apa yang membuatnya ketakutan seperti ini ?”. aku lihat pak Kardi memejamkan matanya, menarik nafas panjang dan kemudian membuka matanya kembali. “ma’af mas Firman tanpaknya kita harus istirahat dulu, malam ini keadaannya tidak memungkinkan untuk saya bercerita, kita lanjutkan besok pagi saja, sembari jalan-jalan pagi”, “oh, begitu baiklah pak” . pak Kardi merebahkan badannya di depan diruang tamu. Sedangkan aku tidur dikursi tamu.

Pak Kardi langsung tertidur pulas, sementara aku masih belum bisa memejamkan mata, namun lama kelamaan matakupun mulai lelah dan akupun tertidur. “TOK…….TOK…..TOK……bunyi pintu diketuk, “siapa ?” tanyaku. Tapi tidak ada jawaban aku bangun dan berjalan menuju pintu, kubuka pintu namun tidak ada orang disana. Kuperhatikan kanan dan kiri keadaan masih tetap seperti tadi. “ah,..siapa sih yang iseng malam-malam kayak gini ?” tanyaku dalam hati. Kemudian kututup pintu kembali. “astagfirullah……” telah berdiri dibelakangku sesosok hitam sambil membawa parang ditangannya. Diangkat parang ditangannya kemudian diayunkan tepat ke leherku. Aku menghindar dan berlari menuju depan tempat pak Kardi tidur. “pak….bangun pak !,……pak…….bangun pak !” “ada apa mas ?”

Ah, tampaknya pembaca butuh oksigen untuk mentralkan nafas, dan harus sabar menunggu apa yang akan terjadi di episode 7. He….he….he…. tenang tarik nafas dulu, kalau tidak berani baca sendiri anda juga bisa mengajak teman anda untuk berbagi keseruan membaca cerita ini, dengan cara share cerpen ini via facebook, twiter, atau google +

kisah selanjutnya di episode 7