Halo, teman-teman!
Kembali lagi dalam petualangan seramku untuk mengungkap misteri rumah bernomor #13*. Pada episode sebelumnya, aku menceritakan pengalamanku pertama kali memasuki rumah tersebut dan menemukan beberapa petunjuk menarik. Hari ini, aku akan berbagi kisah tentang pertemuanku dengan seorang teman lama yang ternyata memiliki informasi penting mengenai rumah #13*.
Setelah kembali dari rumah #13*, aku memutuskan untuk menelusuri lebih jauh tentang kotak kayu kecil yang kutemukan di salah satu kamar tidur. Namun, sebelum aku sempat membukanya, aku menerima pesan dari seseorang yang tidak pernah kuduga akan menghubungiku—Toni, seorang mantan wartawan yang pernah bekerja di kantor yang sama denganku.
Toni meninggalkan pekerjaannya beberapa tahun lalu tanpa alasan yang jelas. Aku selalu mengira dia pindah ke kota lain untuk mencari tantangan baru. Tapi pesan singkat darinya malam itu, dengan nada mendesak, memintaku untuk bertemu dengannya segera.
Kami memutuskan untuk bertemu di sebuah kafe kecil yang terpencil di pinggiran kota. Toni tampak berbeda, wajahnya terlihat lelah dan penuh kekhawatiran. Setelah beberapa sapaan basa-basi, kami duduk di sudut yang tenang dan memesan kopi.
"Aku dengar kau menyelidiki rumah #13*," Toni memulai percakapan, suaranya rendah. "Kau harus sangat berhati-hati, Maya. Aku pernah menyelidiki tempat itu juga, dan itu hampir menghancurkan hidupku."
Aku terkejut mendengar ini. "Kenapa kau tidak pernah bercerita tentang ini sebelumnya? Apa yang sebenarnya terjadi?"
Toni menarik napas panjang, matanya penuh dengan kenangan buruk. "Aku diberi tugas untuk menyelidiki rumah itu beberapa tahun lalu. Seperti wartawan lainnya, aku merasa ada sesuatu yang sangat salah di sana. Suara-suara aneh, bayangan yang bergerak, perasaan bahwa ada sesuatu yang mengawasi—semua itu sangat nyata bagiku."
Dia melanjutkan, "Suatu malam, aku bermimpi buruk tentang rumah itu. Dalam mimpiku, aku melihat keluarga Wiryawan melakukan ritual aneh di ruang bawah tanah. Mereka mengundang entitas jahat ke dalam rumah dan menawarkannya jiwa sebagai pengorbanan. Setiap kali aku terbangun, aku merasa mimpi itu begitu nyata, seperti sebuah peringatan."
Toni menggenggam cangkir kopinya erat-erat. "Mimpi itu tidak berhenti, Maya. Setiap malam, mimpi itu semakin jelas dan menakutkan. Aku tidak bisa tidur, tidak bisa bekerja dengan baik. Akhirnya, aku memutuskan untuk berhenti dan meninggalkan kota ini. Tapi meskipun aku sudah jauh dari rumah #13*, mimpi itu masih menghantuiku."
Aku merasa ngeri mendengar cerita Toni. "Jadi, apa yang harus kulakukan? Aku sudah terlanjur terlibat dalam penyelidikan ini."
Toni memandangku dengan mata penuh keprihatinan. "Kau harus berhati-hati dengan apa yang kau temukan, Maya. Ada kekuatan gelap yang bermain di rumah itu. Dan ingatlah, tidak semua kebenaran harus diungkap. Kadang-kadang, lebih baik meninggalkan sesuatu yang tersembunyi."
Kami berbicara selama beberapa jam, dan Toni memberikan beberapa petunjuk yang bisa membantu penyelidikanku. Dia menyarankan agar aku mencari lebih dalam tentang ritual yang dilakukan keluarga Wiryawan dan entitas jahat yang mereka undang. Menurutnya, kunci untuk memahami misteri rumah #13* terletak pada ritual tersebut.
Setelah pertemuan dengan Toni, aku merasa ada sedikit pencerahan namun juga ketakutan yang lebih besar. Aku kembali ke apartemenku dan memutuskan untuk membuka kotak kayu yang kutemukan di rumah #13*. Dengan hati-hati, aku membuka kunci kotak itu dan menemukan beberapa benda di dalamnya: sebuah buku catatan tua, beberapa foto lama, dan sebuah kunci kecil.
Buku catatan itu milik salah satu anggota keluarga Wiryawan. Di dalamnya, terdapat catatan tentang ritual yang mereka lakukan dan entitas yang mereka undang ke dalam rumah. Foto-foto itu menunjukkan keluarga Wiryawan sedang melakukan ritual di ruang bawah tanah, dengan simbol-simbol aneh yang sama seperti yang kulihat di rumah.
Aku memeriksa kunci kecil itu dan merasa bahwa ini mungkin kunci untuk membuka sesuatu yang penting di rumah #13*. Aku memutuskan untuk kembali ke rumah itu esok hari, dengan persiapan yang lebih matang dan pengetahuan yang lebih baik tentang apa yang mungkin kuhadapi.
Nantikan cerita selanjutnya di mana aku akan kembali ke rumah #13* dengan harapan menemukan lebih banyak petunjuk dan mungkin, kebenaran di balik misteri yang menakutkan ini. Apa yang akan kutemukan di sana? Apakah aku bisa mengungkap kebenaran tanpa membahayakan diriku sendiri? Sampai jumpa di posting berikutnya!
Salam misteri,
Maya
0 Comments:
Post a Comment