PAGAR 13 BINTANG (EPS.2 : PERJALANAN KE ASEM PAHIT)

PAGAR 13 BINTANG (eps.2) Bagi yang ketinggalan episode pertama baca dulu bagian pertama biar ngak penasaran.

Dengan hati yang penuh tanda tanya aku berangkat melaksanakan tugas dari pak Juna. Kunyalakan sepeda motor yang sudah sejak tadi terparkir dihalaman kantor. “ah, sial !” ban sepeda motorku kempes, terpaksa aku dorong ketempat tambal ban disebelah kantor. “bang tambal bang, yang cepet ya ada tugas penting nih !” “Oke mas, silahkan duduk” kata abang tukang tambal ban. 15 menit kemudian selesai. Aku langsung tancap gas menuju TKP.

Disebuah perempatan lampu merah aku didatangi seorang nenek-nenek, aku sodorkan uang recehan, namun si nenek tidak mengambilnya dia hanya tersenyum sambil berkata : “saya bukan pengemis nak, saya cuma mau bilang, jangan lanjutkan perjalananmu kembali saja, sebelum semua terjadi !” sambil tersenyum akupun berterima kasih kepada si nenek sambil melaju karena lampu hijau menyala.

Setelah 2 jam perjalanan sampailah aku di sebuah batas desa. Aku berhenti sejenak untuk beristirahat disebuah pos ronda, dari kejauhan aku melihat seorang nenek membawa kayu bakar dipunggungnya dia senyum melihatku “ya tuhan, wajah nenek itu, wajah nenek itu mirip sekali dengan yang aku temui di lampu merah tadi, ada apa ini ?” aku buang pikiran negatifku jauh-jauh, aku langsung tancap gas melanjutkan perjalananku menuju TKP.

Beberapa saat kemudian aku sampai di tugu selamat datang desa Asem Pahit, desa tempat alamat yang aku tuju. Dengan semangat aku bertanya kepada orang yang kutemui, “numpang tanya pak, ini betul desa Asem Pahit ?” “Ya, betul “ jawab si bapak. “bapak tau alamat rumahPAGAR 13 BINTANG“ma’af saya tidak tau” jawab si bapak sambil mengelengkan kepala dengan wajah ketakutan. “ma’af mas saya permisi dulu” “pak,…pak,… saya belum selesai tanya” “tanya sama yang lain aja mas, saya ndak berani bilang”, Aku semakin penasaran, kutanya lagi setiap orang yang kutemui tapi tetap saja jawabannya sama. “ah, capek banget aku, mengapa tidak ada yang mau bilang dimana alamat rumah ini ?” terus saja aku mencari alamat rumah itu dengan perasaan yang semakin penasaran.

Akhirnya aku bertemu dengan seorang ustadz, aku coba bertanya “ma’af ustadz, numpang tanya tau alamat ini ndak ?” “oh, ini anda tepat berdiri didepannya”. “hah, ???” aku langsung balik badan, sambil terheran-heran memandangi rumah tersebut. Mengapa warga desa pura-pura tidak tau alamat rumah PAGAR 13 BINTANG ….