Halo, teman-teman!
Kisah misteri rumah #13* semakin mendekati titik puncaknya dengan setiap langkah yang aku ambil. Pada episode sebelumnya, aku telah mengonfrontasi Pak Surya dengan bukti-bukti yang aku temukan, dan aku bertekad untuk melanjutkan penyelidikan ini meskipun dengan segala risikonya. Namun, kali ini, aku akan menceritakan perjalanan terakhirku ke rumah #13*, tempat di mana semua misteri akan terungkap.
Dengan hati yang berdebar-debar, aku kembali ke rumah #13* pada malam hari. Aku merasa bahwa inilah saatnya untuk mengungkap segala kebenaran yang telah tersembunyi di balik pintu-pintu rumah angker ini.
Pak Rudi menemani aku kali ini. Kami memutuskan untuk memeriksa lebih dalam ke dalam rumah, mencari petunjuk tersembunyi yang mungkin belum kami temukan sebelumnya. Kami kembali ke ruangan rahasia di ruang bawah tanah yang kami temukan sebelumnya.
Di dalam ruangan itu, kami menemukan rak-rak yang penuh dengan buku-buku kuno, artefak aneh, dan benda-benda ritual. Namun, yang paling menarik perhatian kami adalah sebuah jurnal tua yang tergeletak di tengah-tengah ruangan.
Aku membuka jurnal itu dengan hati-hati dan mulai membaca catatan-catatan yang tercatat di dalamnya. Jurnal ini ternyata milik anggota keluarga Wiryawan yang tinggal di rumah #13* pada masa lalu. Di dalamnya, dia mencatat semua kejadian aneh yang dialami oleh keluarganya di rumah ini.
Ada catatan tentang suara-suara aneh yang terdengar di malam hari, bayangan-bayangan yang melayang di lorong-lorong gelap, dan kejadian-kejadian lain yang tidak dapat dijelaskan secara rasional. Semakin aku membaca, semakin jelas bahwa rumah ini bukan sekadar tempat tinggal biasa; ada sesuatu yang jauh lebih dalam dan lebih gelap yang menghunjam di dalamnya.
Saat kami terus menyelidiki, kami menemukan sebuah pintu tersembunyi di salah satu sudut ruangan. Dengan hati-hati, kami membuka pintu itu dan masuk ke dalam ruang yang gelap dan dingin. Di dalamnya, kami menemukan sesuatu yang mengejutkan kami: sebuah lingkaran simbol-simbol aneh yang terukir di lantai, dikelilingi oleh lilin-lilin yang menyala redup.
Pak Rudi memperingatkan bahwa simbol-simbol ini menunjukkan ritual okultisme yang serius dan bahwa kami berada di hadapan sesuatu yang sangat berbahaya. Aku merasa dingin di tulang punggungku saat aku menyadari bahwa kami tidak sendiri di dalam ruangan ini.
Di sudut ruangan, ada sebuah patung batu hitam yang sudah aku kenali dari kunjungan sebelumnya. Patung itu tampak hidup, dengan matanya yang merah menyala. Aku merasa ketakutan dan gemetar saat aku menyadari bahwa entitas jahat yang telah merasuki rumah ini masih ada di sini, terperangkap dalam ritual yang dilakukan oleh keluarga Wiryawan.
Aku mendengar suara-suara aneh berbisik di telingaku, seperti seruan-seruan yang menuntut pengorbanan. Pak Rudi menarik tanganku, menyarankanku untuk segera meninggalkan ruangan ini. Namun, aku merasa bahwa aku harus menyelesaikan apa yang sudah aku mulai.
Dengan perasaan tegang dan hati-hati, aku mencoba untuk memahami simbol-simbol yang terukir di lantai. Aku menyadari bahwa entitas ini menuntut pengorbanan untuk tetap tenang dan untuk mempertahankan kekuasaannya atas rumah ini.
Kami meninggalkan ruangan itu dengan hati-hati, membawa jurnal dan beberapa buku kuno yang kami temukan. Aku merasa bahwa kami mendapatkan cukup bukti untuk mengungkap kebenaran yang menakutkan ini kepada dunia luar.
Kembali di apartemenku, aku duduk di meja kerjaku, mencoba untuk mengumpulkan pikiranku. Aku tahu bahwa perjalanan ini masih belum berakhir. Masih ada banyak yang perlu aku ungkapkan dan aku merasa bahwa aku harus berhati-hati karena kekuatan yang ada di rumah #13* bisa jauh lebih besar dari yang bisa aku bayangkan.
Nantikan episode terakhir di mana aku akan mencoba mengungkap kebenaran yang sebenarnya tentang rumah #13* dan akhir dari semua misteri yang telah menghantuiku selama ini. Apakah aku akan berhasil mengalahkan entitas jahat ini dan membawa keadilan kepada para wartawan yang hilang? Sampai jumpa di posting berikutnya!
Salam misteri,
Maya
0 Comments:
Post a Comment