Halo, teman-teman!
Kisah misteri rumah #13* semakin mendalam dengan setiap petunjuk yang terungkap. Pada episode sebelumnya, aku bertemu dengan Budi yang memberikanku dokumen-dokumen penting yang mengungkap bahwa ada upaya untuk menyembunyikan kebenaran tentang rumah itu. Namun, kali ini, aku akan menceritakan pengungkapan yang lebih mengejutkan lagi yang terkandung dalam dokumen-dokumen tersebut.
Setelah pertemuan dengan Budi, aku kembali ke apartemenku dengan dokumen-dokumen yang dia berikan. Dokumen-dokumen itu tidak hanya mengkonfirmasi bahwa ada upaya penutupan terhadap fakta-fakta tentang rumah #13*, tetapi juga mengungkapkan bahwa bosku, Pak Surya, terlibat dalam kasus ini dengan cara yang tak terduga.
Dalam salah satu dokumen, terdapat transkripsi percakapan yang menunjukkan bahwa Pak Surya memiliki hubungan pribadi dengan keluarga Wiryawan yang dulu tinggal di rumah #13*. Ada catatan tentang pertemuan-pertemuan yang terjadi antara Pak Surya dan anggota keluarga Wiryawan yang masih hidup, yang berusaha untuk menutupi jejak-jejak tentang praktik okultisme yang mereka lakukan.
Aku merasa terkejut dan bingung. Pak Surya, bosku sendiri, ternyata terlibat dalam kasus ini dengan cara yang begitu dalam. Aku merasa terjebak di antara kewajibanku sebagai seorang wartawan untuk mengungkap kebenaran dan loyalitasku kepada bosku yang selama ini sudah seperti mentor bagiku.
Setelah beberapa hari memikirkan situasi ini, aku memutuskan untuk mencoba berbicara langsung dengan Pak Surya. Aku merasa bahwa sebagai wartawan, aku memiliki tanggung jawab moral untuk memberitahunya bahwa aku mengetahui tentang keterlibatannya dalam kasus ini. Namun, pikiranku dipenuhi dengan pertanyaan tentang bagaimana reaksi Pak Surya nanti dan apa implikasi dari pengetahuanku ini terhadap pekerjaanku dan kehidupanku secara keseluruhan.
Pada suatu sore, aku memutuskan untuk menghadapinya di kantornya setelah jam kerja. Aku mengetuk pintu kantornya dengan hati yang berdebar-debar. Pak Surya mengizinkanku masuk dan terlihat terkejut melihatku datang setelah jam kerja.
"Maya, ada yang bisa kumembantu?" tanyanya dengan senyum ramah seperti biasa.
Aku duduk di depan meja kerjanya, mencoba mengumpulkan keberanian untuk membuka pembicaraan. Aku menunjukkan dokumen-dokumen yang Budi berikan padaku tanpa basa-basi. "Pak Surya, saya menemukan ini," ujarku dengan suara yang sedikit gemetar.
Pak Surya memandangku dengan serius ketika dia melihat dokumen-dokumen itu. Wajahnya menjadi serius dan dia terdiam sejenak. "Maya, saya...," katanya akhirnya, mencoba mencari kata-kata yang tepat.
Dia menjelaskan bahwa dia memang memiliki hubungan dengan keluarga Wiryawan di masa lalu. Mereka adalah teman dekat keluarganya dan mereka saling membantu dalam banyak hal. Namun, dia menyangkal bahwa dia terlibat dalam upaya untuk menutupi rahasia-rahasia tentang rumah #13* atau praktik okultisme mereka.
"Apa yang ada dalam dokumen itu bukanlah sesuatu yang bisa kukomunikasikan sekarang," tambahnya dengan suara yang berat. "Namun, saya bisa memberitahumu bahwa ada hal-hal yang lebih besar di balik ini yang tidak boleh terungkapkan."
Aku merasa semakin bingung. Di satu sisi, aku mengerti bahwa Pak Surya adalah seorang bos yang baik dan profesional. Namun, di sisi lain, dokumen-dokumen ini tampaknya mengungkap sesuatu yang sangat penting yang harus diungkapkan kepada publik.
Setelah berbicara dengan Pak Surya, aku pulang dengan kepala yang penuh dengan pikiran. Aku tidak yakin apa langkah selanjutnya yang harus aku ambil. Bagaimana aku bisa menyelesaikan tugas jurnalistikku dan tetap mempertahankan hubungan profesionalku dengan Pak Surya? Apa yang harus aku lakukan dengan dokumen-dokumen ini?
Nantikan episode selanjutnya di mana aku akan mencoba menyeimbangkan antara kewajibanku sebagai wartawan dan pertimbangan moral pribadiku. Apakah aku harus memutuskan untuk membocorkan semua ini atau mencari cara lain untuk mengungkap kebenaran tanpa merugikan semua orang yang terlibat? Sampai jumpa di posting berikutnya!
Salam misteri,
Maya
0 Comments:
Post a Comment