KHUTBAH JUM'AT : MANUSIA DAN AGAMA

Kaum muslimin rahimahumullah,

Pada halikatnya, manusia sangat membutuhkan agama yang dapat menuntunnya ke jalan hidup yang benar dan dapat mengatasi segala problema hidup, sebab ternyata banyak sekali persoalan hidup manusia yang tidak dapat diatasi oleh dirinya sendiri. Misalnya, ketika manusia menghadapi goncangan jiwa yang amat dahsyat, ternyata dia tidak mampu memecahkannya, bahkan banyak yang stres atau bahkan bunuh diri. Ketika manusia menghadapi kerusakan moral, ternyata mereka tidak mampu mengatasinya, walaupun secara lahiriah sudah dilakukan. Ketika manusia membutuhkan aturan hidup yang sempurna, lalu mereka membuat aturan-aturan hidup, ternyata aturan hidup yang buatnya itu jauh dari sempurna, Satu kelompok manusia menerima aturan itu, kelompok yang lain menolak. Yang satu merasa diuntungkan, yang lain merasa dirugikan, dan sering sekali aturan itu bertentangan dengan fitrah manusia. Masih banyak lagi persoalan-persoalan hidup yang lain yang tidak dapat diatasi manusia kecuali dengan tuntunan agama.

Agamalah yang mampu memberi ketenangan hakiki kepada jiwa manusia, mampu mengatasi kerusakan moral, memberi aturan hidup yang universal sesuai dengan fitrah manusia, dan mampu mengatasi persoalan-persoalan hidup segenap manusia. Agama yang dimaksud dalam hal ini ialah agama Islam. Dalam hal tuntunan agama, Allah SWT berfirman,

إِنَّ هَٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ يَهۡدِي لِلَّتِي هِيَ أَقۡوَمُ وَيُبَشِّرُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ ٱلَّذِينَ يَعۡمَلُونَ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمۡ أَجۡرٗا كَبِيرٗا

"Sesungguhnya AL-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal saleh bahua bagi mereka ada pahala yang besar." (al-Isra': 9)

Jalan yang lebih lurus dalam ayat tersebut ialah lebih lurus daripada jalan hidup yang lain, lebih sempurna dari konsep hidup yang lain, dan lebih mampu mengatasi berbagai problema hidup manusia daripada konsep hidup yang lain.

Kaum muslimin rahimakumullah,

Meskipun demikian, ternyata masih banyak orang yang merasa tidak memerlukan agama walaupun pada lahiriahnya mengaku beriman. Bahkan, banyak pula yang perbuatannya melecehkan agama. Hal ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari: ada orang mengaku muslim, tetapi perbuatannya tidak mencerminkan seorang muslim sama sekali, malah sangat bertentangan dengan ajaran Islam, ada orang mengaku bertakwa kepada Allah SWT, tetapi perilakunya justru melecehkan perintah-Nya; dan ada pula orang mengaku mukmin, tetapi tatkala aturan-aturan Islam diperjuangkan, dia menjadi penghalang utamanya. Begitu juga masih banyak orang yang tak suka terhadap agama Islam.

Yang demikian itu masih banyak terjadi oleh karena hal-hal berikut. Pertama, masıh banyak orang yang memandang hidup ini dengan pandangan nafsu. Artinya, segala kegiatan hidup, termasuk aturan yang ada di dalamnya, haruslah cocok dengan kehendak nafsu. Bila tidak sesuai maka dianggap olehnya harus dihapuskan atau ditinggalkan. Termasuk juga aturan agama, tidak boleh mengekang nafsunya. Karena itu, seseorang yang berpandangan demikian, kalau dia menjadi muslim, ajaran Islam yang dilaksanakannya hanyalah bagian yang tidak bertentangan dengan hawa nafsunya atau yang menguntungkan hawa nafsu itu. Kadang-kadang, secara ilmiah orang tersebut mengakui akan kebenaran agama islam sebagai agama yang dapat mengatasi segala persoalan hidup tetapi karena dirinya telah dikuasai nafsu maka ia menjadikan hidupnya hanya sebagai budak nafsu.

Karena kehidupan dan agama hanva dipandang serta ditimbang secara nafsu maka banyak terjadi penyimpangan, penyelewengan dan kerusakan moral di masyarakat. Baru setelah orang mengalami kegoncangan hidup yang dahsyat, kehancuran moral sudah mencapai klimaks, ia mulai sadar bahwa hanya agama yang bisa mengatasinya.

Karena itu, marilah kita pandang hidup ini dengan akal yang jernih sehingga kita akan menyadari betul pentingnya agama dalam kehidupan ini kita perkokoh pertahanan hati, sebab dengan pertahanan hati yang kokoh itulah nafsu tidak akan dapat menguasai hati dan tidak akan memperbudaknya. Jika diri manusia merdeka dari perbudakan nafsu maka agama akan menjadi panji-panji hidupnya.

Mengenai nafsu ini, Allah SWT berfirman,

وَمَآ أُبَرِّئُ نَفۡسِيٓۚ إِنَّ ٱلنَّفۡسَ لَأَمَّارَةُۢ بِٱلسُّوٓءِ إِلَّا مَا رَحِمَ رَبِّيٓۚ إِنَّ رَبِّي غَفُورٞ رَّحِيمٞ

“Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.” (Yusuf:53)

Kaum muslimin rahimakumullah,

Sebab kedua yang menjadikan seseorang merasa tidak butuh terhadap agama ialah karena terpengaruh kehidupan sekuler.

Kehidupan sekuler adalah kehidupan yang memisahkan agama dengan urusan kemasyarakatan dan kenegaraan. Lembaga-lembaga agama tidak boleh mencampuri urusan masyarakat dan pemerintahan.

Karena pengaruh kehidupan sekuler maka seseorang tak hanya sekadar memisahkan agama dari negara, tetapi lebih jauh lagi dia sengaja meninggalkan ajaran agamanya. Akhirnya, agama hanya sekadar status dan hanya untuk mengesahkan tali perkawinan saja.

Kehidupan ala Barat itu ternyata cukup besar pengaruhnya bagi umat Islam sehingga banyak umat Islam yang meniru kehidupan mereka.

Agama Islam tidak memisahkan antara kehidupan agama dan urusan masyarakat. Islam merupakan pedoman hidup beragama, bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Artinya, bagaimana kıta dapat bermasyarakat dan bernegara dengan cara yang baik, Islam memberikan tuntunannya secara lengkap, seperti menjalankan amanat, adil, tidak menyimpang, tidak menipu, dan lain-lain. Dimana saja orang Islam berada dan berkuasa, Islam tetap melekat pada dirinya. Maka nilai-nilai Islam harus mewarnai kebijakannya.

Dalam hal amanah dan keadilan, Allah SWT berfirman,

إِنَّ ٱللَّهَ يَأۡمُرُكُمۡ أَن تُؤَدُّواْ ٱلۡأَمَٰنَٰتِ إِلَىٰٓ أَهۡلِهَا وَإِذَا حَكَمۡتُم بَيۡنَ ٱلنَّاسِ أَن تَحۡكُمُواْ بِٱلۡعَدۡلِۚ إِنَّ ٱللَّهَ نِعِمَّا يَعِظُكُم بِهِۦٓۗ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ سَمِيعَۢا بَصِيرٗا

"Sesungguhnya Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada ahlinya (yang berhak menerimanya), dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia, supaya kamu menetapkan dengan adil." (an-Nisa': 58)

Kaum muslimin rahimakumullah,

Sebab ketiga yang menyebabkan seseorang mengabaikan agama ialah karena pengaruh hidup materialis, yaitu hidup mempertuhankan benda (hedonisme). Seseorang yang mempertuhankan benda, dia cenderung meremehkan agama atau bahkan mencampakannya jauh-jauh. Karena itu, hendaklah kita menghindari sikap mempertuhankan benda karena sesungguhnya benda itu akan hancur bersama pemiliknya. Marilah kita pegangi agama erat-erat, sebab agama itulah sebaik-baik bekal untuk hidup sesudah mati.

Sebab keempat yang menyebabkan seseorang tidak butuh agama ialah mengganggap agama sebagai candu masyarakat, orang yang menganggap agama sebagai candu masyarakat adalah orang yang telah mati hatinya sehingga tidak bisa lagi mengenal Allah, memahami hakikat hidup dan hakikat kebenaran. Orang itulah yang disebut ateis (tak bertuhan). Dia melihat agama hanya dari tindakan umatnya, terutama dari sisi negatifnya, bukan dan hakikat ajarannya. Sebab itu, pantas bila la menganggap agama sebagai candu.

Maka dari itu, hendaklah kita mengkaji agama melalui sumber-sumbernya sehingga kita dapat memahami hakikat agama yang sesungguhnya. Dalam hal mendalami atau mengkaji agama, Rasulullah saw. bersabda,

"Barangsiapa yang dikehendaki oleh Allah untuk diberi kebaikan maka orang itu lalu memperdalam agama Islam." (HR Bukhari dan Muslim)

Kaum muslimin rahimakumullah,

Sebab kelima yang menyebabkan seseorang tidak butuh agama ialah karena tidak menyadari akan adanya hidup di balık kematian.

Dia menyangka bahwa sesudah mati tidak ada apa-apa lagi. Padahal, justru sesudah mati itulah kita akan menghadapi kehidupan abadi, di sana kita akan mempertanggungjawabkan perbuatan kita di dunia. Tentang orang yang mengingkari kehidupan akhirat,

Allah SWT berfrman,

كَيۡفَ تَكۡفُرُونَ بِٱللَّهِ وَكُنتُمۡ أَمۡوَٰتٗا فَأَحۡيَٰكُمۡۖ ثُمَّ يُمِيتُكُمۡ ثُمَّ يُحۡيِيكُمۡ ثُمَّ إِلَيۡهِ تُرۡجَعُونَ

"Mengapa kamu kafir kepada Allah, padahal kamu tadinya mati, lalu Allah menghidupkan kamu, kemudian kamu dimatikan dan dihidupkan-Nya kembali, kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan ?" (al-Baqarah: 28)

Kaum muslimin rahimakumullah,

Dari uraian ini dapat disimpulkan sebagai benkut. Pertama manusia pada hakıkatnya membutuhkan bimbingan agama. Kedua agama Islam membimbing manusia ke jalan yang benar dan lebih sempurna

Sebagai penutup, marilah kita renungkan secara mendalam akan hakikat hidup dan hakikat agama sehingga kita dapat menyadari akan pentingnya agama. Semoga Allah SWT memberkahi kita. Amin.