Suatu kali, Firman menerima undangan dari sahabat lamanya, Wildan, untuk mengunjungi kota tempat Wildan tinggal. Meskipun sedikit ragu, Firman akhirnya memutuskan untuk pergi. Sesampainya di sana, dia disambut hangat oleh Wildan di rumah barunya.
Setelah beristirahat sejenak, mereka duduk bersama di beranda depan rumah. Udara hari itu panas, namun angin sepoi-sepoi bertiup lembut melalui ventilasi alami rumah yang luas itu.
Wildan akhirnya membuka pembicaraan dengan maksud sebenarnya mengundang Firman. "Firman, maaf sudah merepotkanmu untuk datang kemari," ucap Wildan dengan raut wajah yang serius.
"Aku tak menganggapnya sebagai masalah. Kita sudah bersahabat lama, tak perlu sungkan-sungkan," balas Firman sambil tersenyum.
Wildan kemudian menceritakan pengalamannya sejak pindah ke rumah baru setahun yang lalu. Dia mendengar tangisan seorang perempuan di malam hari, padahal kompleks tempatnya tinggal adalah kos-kosan pria. Perempuan itu kadang bernyanyi, kadang mengelilingi rumah sambil melakukan pekerjaan rumah tangga.
"Kamu tahu aku pernah mengusir hantu, ya?" ucap Firman sambil tersenyum.
Wildan menatapnya serius, "Itu sebabnya aku mengundangmu ke sini, Firman. Tolong bantu aku mengusir hantu itu."
Firman, yang awalnya santai, mulai merasa ada ketegangan dalam udara. Senja pun mulai turun, mengubah langit menjadi gelap. Wildan membawa Firman ke kamar tempat dia sering mendengar suara tangisan perempuan itu.
"Ini dia, kamar di mana aku selalu mendengarnya," ucap Wildan seraya membuka pintu kamar.
Firman mendengarkan cerita Wildan dengan seksama. Ketika malam benar-benar tiba, Wildan menawarkan kunci kamar itu kepada Firman untuk menginap di sana.
"Aku akan tidur di sini malam ini," tegas Firman.
Wildan terkejut, "Seriuskah kamu?"
Firman mengangguk mantap, "Ya."
Wildan akhirnya menyerahkan kunci dan mempersiapkan tempat tidur sederhana di dalam kamar. Namun, Firman menolak untuk diribetkan, memilih tidur dengan sebatang tikar saja.
Ketika malam semakin larut, Firman terbangun oleh ketukan pelan di pintu kamarnya.
"Ya, tunggu sebentar, aku sedang ganti baju," ucap Firman.
Ketukan itu berulang beberapa kali, membuat Firman semakin tidak sabar. Saat dia membuka pintu, tak ada seorang pun di luar sana. Firman mencari Wildan, namun temannya itu tidak terlihat di manapun.
"Tik... tik... tik..." suara ketukan bergeser ke pintu depan rumah, lalu pintu samping, dan akhirnya pintu belakang. Firman memperhatikan sekeliling dengan hati-hati, jantungnya berdegup kencang.
Tiba-tiba, kunci pintu depan terlihat bergerak seolah ada yang membukanya sendiri. Firman mengambil sebatang kayu dan siap untuk bertindak. Pintu terbuka perlahan, dan dengan cepat Firman melancarkan pukulan ke arah bayangan yang terlihat.
"Firman...!!!" teriak Wildan, muncul dari balik pintu.
"Oh, hampir saja," ucap Firman sambil menghela napas lega.
Wildan bertanya apa yang terjadi, dan Firman menjelaskan insiden ketukan misterius yang dialaminya. Mereka kembali ke beranda depan dan melanjutkan pembicaraan. Wildan menceritakan lebih banyak tentang pengalamannya dengan aktivitas paranormal di rumah itu.
Setelah makan malam, mereka memutuskan untuk istirahat. Firman mengambil kesempatan untuk mencoba tidur lagi di kamar yang sama. Namun, tengah malam, dia terbangun dengan perasaan aneh.
Dia melihat sesuatu menyerupai selembar kertas menyelinap masuk dari bawah pintu. Firman tetap tenang dan memperhatikan benda itu yang lambat laun membentuk sosok seorang wanita muda. Wanita itu tampak seperti seorang pembantu, dengan wajah pucat dan ekspresi yang menyedihkan. Dia mengenakan pakaian yang kusam dan matanya melotot ke arah Firman.
Firman tidak merasa takut, malah dia berbicara dengan tegas, "Hai hantu, pergi dari sini dan jangan ganggu penghuni rumah ini lagi."
Hantu perempuan itu mulai menangis, memohon agar Firman membantunya mencari orang yang telah membunuhnya. Setelahnya, dia berjanji akan pergi dan tidak akan kembali mengganggu lagi.
Firman menyimak cerita wanita itu dan akhirnya menyetujui permintaannya. Keesokan harinya, mereka melaporkan kejadian itu kepada polisi, dan pelaku akhirnya ditangkap.
Setelah itu, kehadiran hantu perempuan itu tidak lagi terasa di rumah itu. Kamar yang dulu angker bisa kembali didiami tanpa gangguan. Firman mengambil pelajaran dari pengalaman ini, bahwa keberanian dan ketegasan dalam menghadapi hal-hal mistis dapat membuat gangguan gaib berpaling dari kita.
Akhirnya, rumah itu kembali damai, dan Wildan dapat hidup tenang di sana tanpa lagi disesaki oleh kehadiran hantu yang menyedihkan. Firman pun kembali ke kotanya dengan rasa lega, mengetahui bahwa tugasnya sebagai pembasmi hantu telah selesai dengan baik.
Demikianlah cerita tentang misteri Hantu Gantung Diri. Semoga cerita ini menghibur dan memberikan pelajaran tentang keberanian dalam menghadapi hal-hal yang tak kasat mata.
0 Comments:
Post a Comment