Di sebuah desa kecil, hiduplah sepasang suami istri bernama Kabayan dan Inem. Pada suatu hari, Inem dengan penuh semangat menghampiri Kabayan yang sedang duduk santai di teras rumah.
"Inem sudah telat sebulan, Kang. Kita bakal punya bayi," kata Inem dengan wajah penuh harap.
Kabayan tersenyum, tapi kemudian mengingatkan, "Tapi jangan bilang-bilang ke orang lain dulu ya, takut tidak jadi..., nanti malu-maluin."
Inem mengangguk setuju. Mereka berdua sepakat untuk merahasiakan berita bahagia itu untuk sementara waktu.
Keesokan paginya, ketika matahari baru saja terbit, terdengar ketukan di pintu rumah mereka. Kabayan membuka pintu dan melihat seorang petugas PLN berdiri di sana dengan buku catatan di tangannya.
"Selamat pagi, Bu. Ibu telat sebulan," kata petugas PLN dengan nada formal.
Inem yang kebetulan berada di dekat pintu terkejut dan langsung menjawab, "Dari mana Bapak tahu?"
Petugas PLN, sambil menunjuk buku catatannya, menjelaskan, "Kan ini ada catatannya di PLN."
Inem semakin bingung dan bertanya dengan nada kaget, "Haaah..., masa sampai dicatat di PLN?!"
Kabayan yang mendengar percakapan itu dari dalam rumah langsung merasa gusar. Besoknya, ia memutuskan untuk pergi ke kantor PLN untuk mengklarifikasi masalah tersebut. Dengan langkah penuh emosi, ia memasuki kantor PLN dan mendekati petugas yang sedang bertugas.
"Bagaimana mungkin PLN sampai bisa tahu kalau istri saya telat sebulan?" teriak Kabayan dengan marah.
Petugas PLN yang sedang duduk tenang mencoba menenangkan Kabayan. "Sabar, Pak. Kalau Bapak mau catatannya dihapus, Bapak tinggal bayar kepada kami."
Kabayan semakin bingung dan marah. "Kalau saya tidak mau bayar?" tanyanya dengan nada tinggi.
Petugas PLN tetap tenang dan menjawab, "Punya Bapak, akan kami putusin."
Kabayan terkejut mendengar jawaban tersebut. "Giiillaa...., punya saya mau diputusin?? Kalo istri saya di rumah lagi pengen, terus pakai apa...???" teriaknya dengan panik.
Petugas PLN menjawab dengan santai, "Yaa, terpaksa pakai LILIN...!!!"
Kabayan semakin kesal dan berteriak, "Dasar PLN GIILLAAAA...!!!"
Setelah kejadian itu, Kabayan dan Inem duduk di rumah sambil tertawa-tawa mengingat betapa lucunya kesalahpahaman yang terjadi. Mereka akhirnya memahami bahwa yang dimaksud oleh petugas PLN adalah tagihan listrik yang terlambat, bukan masalah pribadi mereka.
Cerita ini pun menyebar di desa, membuat semua orang tertawa terbahak-bahak. Dari situ, Kabayan dan Inem belajar untuk lebih berhati-hati dalam memahami konteks dan komunikasi, serta bagaimana humor bisa menjadi pelipur lara dalam kehidupan sehari-hari.
0 Comments:
Post a Comment