DONGENG SEBELUM TIDUR | KERBAU DAN IKAN

DONGENG SEBELUM TIDUR - Hallo...sahabat kumpulan tulisan 25, aku harap kalian selalu menjaga kesehatan baik jasmani maupun rohani. Stop ngegas dan marah-marah terhadap hal kecil yang sebenarnya biasa-biasa saja. Ingat matahari hari ini tidak sedang baik-baik saja. Apabila mata anda berkunang-kunang badan terasa demam dan tingkat emosi menjadi tinggi. Sudah saatnya anda merefres otak dan hati anda dengan dongeng sebelum tidur, sebuah dongeng yang menyajikan informasi dan hiburan. Silahkan duduk yang manis karena selanjutnya kita akan mengajak anda berpetualang di negeri dongeng. Yang bisa menjadi hiburan anda saat berkumpul bersama teman, keluarga, dan orang-orang yang anda cintai. Selamat menikmati sajian kami dan terima kasih.

Pada dongeng sebelum tidur kali ini kami sajikan sebuah Fabel. Dengan tokoh utama pak Falo si kerbau yang baik hati dan temannya Muja seekor ikan kecil. Seperti apa kisahnya ? yuk langsung kita simak saja

Pada suatu pagi yang dipenuhi dengan sinar matahari yang gemilang, pak Falo, si kerbau perkasa, sedang menikmati pesta rasa rumput hijau yang begitu lezat di padang luas. Sambil mengunyah, dia memandang keindahan tetes-tetes embun yang memantulkan sinar mentari, seolah-olah menambahkan kilauan istimewa pada hidangan hijau di depannya.

Tidak jauh dari padang rumput tersebut, sebuah aliran sungai yang kecil mengalir dengan air yang begitu jernih. Saat pak Falo sedang larut dalam kelezatan rumput, tiba-tiba telinganya merasa terpenuhi oleh suara yang penuh duka, "Hu...hu...hu..." Ia melirik ke kanan dan kiri, mencari sumber suara misterius itu. Matahari yang cerah menciptakan bayangan di sekitar, dan di sanalah ia menemukan asal suara itu, seorang ikan terkapar di atas rumput, tidak jauh dari tempat pak Falo sedang menikmati hidangannya.

Penuh belas kasihan, pak Falo menghampiri ikan malang itu. Dengan sopan, ia bertanya, "Siapa namamu?"

Dengan suara lemah, ikan itu menjawab, "Aku adalah Muja."

"Kenapa kamu berada di sini?" tanya pak Falo dengan rasa ingin tahu.

Dengan nada sedih, Muja menjelaskan, "Aku sedang bermain dan melompat-lompat tadi. Ternyata lompatanku terlalu tinggi, dan aku malah jatuh di darat ini, bukan di air... hu...hu..."

Pak Falo merasa iba mendengar cerita itu. Ia menghibur, "Jangan khawatir, aku akan membantumu kembali ke dalam air."

Tersentuh oleh tawaran bantuan itu, Muja mengucapkan terima kasih dengan harapan yang baru, "Terima kasih, pak Falo. Aku tidak tahu apa yang akan kulakukan tanpamu. Aku hampir kehabisan energi."

Dengan penuh perhatian, pak Falo berusaha menjalankan tugasnya. "Baiklah, aku akan berusaha sekuat tenaga. Mungkin akan terasa agak tidak nyaman sebentar."

Muja tersenyum lembut, "Tidak apa-apa, aku siap."

Setelah beberapa usaha yang hati-hati, akhirnya terdengar suara 'plung' ketika Muja kembali terjatuh ke dalam air yang sejuk. Ia merasa lega dan berterima kasih kepada pak Falo, "Terima kasih, pak Falo. Aku takkan pernah melupakan bantuannya."

Pak Falo tersenyum lembut, "Sama-sama, Muja kecil. Kita sebagai makhluk hidup di dunia ini harus saling membantu dan mendukung satu sama lain."

Cerita tentang pertemuan mereka yang tak terduga menjadi cerminan keindahan persahabatan lintas spesies, di mana setiap makhluk memiliki peran dan sikap yang unik dalam menjaga harmoni alam semesta.

Cerpen karya : IQTADA BILHAQ dengan Judul KERBAU DAN IKAN

IDENTIFIKASI UNSUR INTRINSIK dalam cerita "KERBAU DAN IKAN"

Unsur intrinsik adalah elemen-elemen yang membentuk dan memberikan dimensi pada suatu karya sastra, seperti cerita. Berikut adalah unsur-unsur intrinsik dari kisah yang telah diberikan:
  1. Tokoh:
    • Pak Falo (kerbau): Tokoh utama yang penuh empati dan kebaikan hati. Ia menunjukkan sikap saling tolong-menolong terhadap Muja.
    • Muja (ikan): Tokoh yang menghadapi kesulitan setelah terdampar di darat. Ia memiliki rasa curiga pada awalnya, tetapi kemudian merasa bersyukur dan menghargai bantuan dari Pak Falo.
  2. Plot:
    • Pengenalan: Pak Falo sedang menikmati makanan di padang rumput. Muja terdampar di darat dan menghadapi kesulitan.
    • Konflik: Muja memerlukan bantuan untuk kembali ke air. Pak Falo bersedia membantu meskipun ini bukan tugas yang mudah.
    • Klimaks: Setelah beberapa usaha, Muja berhasil kembali ke air, dan keduanya berbicara tentang pentingnya saling tolong-menolong.
    • Penyelesaian: Muja merasa bersyukur dan janji untuk mengenang bantuan Pak Falo. Keduanya saling mengucapkan terima kasih dan mengerti nilai pentingnya kerjasama.
  3. Setting:
    Cerita terjadi pada suatu hari yang cerah di padang rumput yang luas dan dekat dengan sungai kecil yang jernih.
  4. Tema:
    Tema utama adalah "Solidaritas dan Saling Tolong-Menolong dalam Keberagaman". Kisah ini menunjukkan pentingnya saling bantu-membantu antara berbagai makhluk, bahkan jika mereka berasal dari spesies yang berbeda.
  5. Nilai-nilai:
    • Saling tolong-menolong: Pak Falo dan Muja menunjukkan pentingnya membantu satu sama lain dalam menghadapi kesulitan.
    • Empati: Pak Falo memahami perasaan Muja dan bersedia membantu tanpa ragu.
    • Kebaikan: Kebaikan hati Pak Falo menciptakan perubahan positif dalam kehidupan Muja.
    • Harmoni dalam keberagaman: Kisah ini menggambarkan bagaimana berbagai makhluk hidup dapat hidup berdampingan dan saling mendukung.
  6. Amanat:
    Amanat dari cerita ini adalah bahwa kebaikan dan solidaritas lintas spesies dapat membawa dampak positif, dan bahwa kita perlu menghargai serta menjaga keberagaman di alam semesta.
  7. Sudut Pandang:
    Cerita diceritakan dari sudut pandang orang ketiga (naratif luar).
  8. Gaya Bahasa:
    Gaya bahasa dalam cerita ini cukup lugas dan menggambarkan suasana dengan baik.
  9. Tone:
    Tone cerita ini cenderung optimis dan penuh harapan, menekankan pentingnya kerjasama dan kebaikan.
  10. Moral:
    Moral cerita ini adalah bahwa saling membantu, empati, dan kerjasama antara berbagai makhluk hidup adalah hal yang penting dalam menjaga harmoni dan keseimbangan di alam semesta.

Cerita Fabel berikutnya adalah