KHUTBAH JUM'AT : AL-QURAN SEBAGAI PEDOMAN HIDUP

Assalamualaikum teman-teman kumpulan tulisan 25. Khutbah Jumat adalah salah satu momen penting dalam ibadah Islam yang dijalani oleh jutaan umat Muslim di seluruh dunia setiap pekan. Dalam khutbah ini, seorang khatib berbicara kepada jamaah, memberikan nasihat, pemikiran, dan pandangan yang mendalam tentang berbagai aspek kehidupan. Salah satu aspek penting yang sering ditekankan dalam khutbah Jumat adalah pentingnya Al-Quran sebagai pedoman hidup. Al-Quran, sebagai kitab suci umat Islam, bukan hanya bacaan ritual, tetapi juga sebuah petunjuk yang melingkupi seluruh aspek kehidupan manusia. Khutbah Jumat ini akan mengulas betapa Al-Quran dapat menjadi panduan berharga dalam menjalani kehidupan sehari-hari dan memberikan inspirasi serta arahan dalam menghadapi berbagai tantangan yang kita hadapi.

Kaum muslimin rahimakumullah,

Al-Qur'an merupakan pedoman hidup bagi umat manusia, petunjuk ke jalan yang benar. Di dalamnya terdapat berbagai tuntunan hidup, baik tuntunan beribadah, bekerja, berkeluarga, bermasyarakat, maupun berbangsa dan bernegara.

Al-Qur'an juga merupakan pembimbing umat manusia menuju kententeraman hidup yang hakiki dan abadi, baik di dunia maupun di akhirat. Di dalamnya terdapat pelita-pelita yang menerangi mereka yang mencari ketenteraman hakiki itu.

Orang-orang yang mau membuka cakrawala akalnya, mempelajari dan mengkaji tuntunan hidup itu, serta menerapkan dalam kehidupannya, pasti mereka akan memperoleh jaminan dari Allah SWT, yakni jaminan hidup yang aman dan damai serta jaminan ketenteraman dan kebahagiaan hidup yang hakiki dan abadi. Mereka juga akan mampu memecahkan segala problema hidup, baik problema pribadi, keluarga, masyarakat, maupun problema bangsa karena mereka berada pada petunjuk Al-Qur'an dan rahmat Allah SWT.

Dalam hal petunjuk jalan, Allah SWT berfirman,

"Sesungguhnya Al-Qur'an ini memberi petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amai saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar." (al-isra: 9).

Kaum musimin rahimakumulah.

Akan tetapi dalam kenyataan hidup di dunia ini ternyata masih banyak orang yang enggan mempelajari dan mengkaji Al-Quran sehingga mereka buta terhadap Al-Qur'an. Yang demikian dapat kita lihat dalam kchidupan kita sehari-hari, banyak orang yang mengenal Al-Qur'an, tetapi tidak pernah tergerak hatinya untuk mempelajari dan mendalaminya, bahkan masih banyak yang antipati dan membencinya. 

Banyak orang mengaku muslim, tetapi ketika ditanya tentang kandungan Al-Qur'an, mereka tidak tahu sama sekali Akibatnya, mereka menjalani hidup ini tanpa petunjuk atau penerang Al-Qur'an. Ia bagaikan orang yang berjalan di kegelapan malam tidak jelas mana jalan, mana jurang, sehingga dalam berjalannya terkadang menabrak rambu-rambu, membentur pagar dan bahkan masuk ke dalam jurang. Maka wajarlah jika dalam hidup ini mereka selalu menghadapi ancaman, kegelisahan, dan penderitaan tidak pernah mendapati kedamaian dan kebahagiaan hidup yang hakiki.

Hal itu dapat terjadi dikarenakan hal-hal berikut. Pertama, mereka terlena oleh hiruk pikuk kehidupan dunia. Yang demikian karena mereka terlalu cinta terhadap kehidupan dunia sehingga lupa akan kehidupan akhirat, mereka lebih mementingkan kehidupan duniawi daripada kehidupan ukhrawi dan mereka lebih mementingkan kebutuhan jasmani daripada kebutuhan rohani. Akhirnya, mereka udak pernah sempat berusaha memenuhi kebutuhan rohani, yakni dengan mempelajari dan mengkaji Al-Quran.

Kaum muslimin rahimakumullah,

Secara lahir kehidupan duniawi memang tampak memberikan kenikmatan dan kesenangan jasmani, namun orang tidak pernah menyadari bahwa kenikmatan dan kesenangan itu tidak akan bertahan lama dan tidak akan memberikan kepuasan yang hakiki. Setinggi gunung mana pun harta yang kita miliki, namun ia akan meninggalkan kita di penghujung umur kita. Bahkan, sering terjadi harta meninggalkan kita terlebih dahulu, jauh sebelum maut menjemput kita. Cukup banyak pula orang yang ketika berada di puncak kekayaannya, justru menderita dan gelisah karena ternyata ia tidak menemukan apa yang mereka cari, yaitu kebahagiaan sejati. Karena itu, Allah SWT menganjurkan umat manusia agar membuka cakrawala akalnya, mempelajari dan mengkaji Al-Qur'an, schingga mereka dapat menemukan hakikat hidup yang sebenarnya dan hakikat kebahagiaan yang sesungguhnya. Jika mereka telah menemukan hal itu tentu mereka tidak akan pernah melupakan kebutuhan rohani dan kehidupan ukhrawi, betapapun padatnya hiruk pikuk kehidupan duniawi. Maka marilah kita berusaha meluangkan waktu untuk mempelajari dan mendalami Al-Qur'an, jangan sampai terlena oleh kesibukan duniawi. Kita berusaha menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, insya Allah kita akan dapat merasakan hakikat kebahagiaan yang sebenarnya. Dalam hal hakikat hidup, Allah SWT berfirman,

زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلۡبَنِينَ وَٱلۡقَنَٰطِيرِ ٱلۡمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلۡفِضَّةِ وَٱلۡخَيۡلِ ٱلۡمُسَوَّمَةِ وَٱلۡأَنۡعَٰمِ وَٱلۡحَرۡثِۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَاۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسۡنُ ٱلۡمَأَبِ

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang di ingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan (kendaraan), binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik(surga)"(Ali Imran :14)

Kaum muslimin rahimakumullah,

Sebab kedua yang menyebabkan orang-orang tidak sempat atau enggan mendalami Al-Qur'an ialah karena mempelajari Al-Quran dianggap tidak langsung memberi keuntungan materi. Hajat hidup mereka hanya ingin segera mendapat keuntungan materi. Akhirnya, kehidupan materilah yang selalu dikejarnya.

Seseorang yang dalam hidupnya hanya menghajatkan kebutuhan materi atau duniawi maka segala sesuatu yang tidak langsung menguntungkannya secara materi dicampakkannya begitu saja, padahal dalam diri manusia ada dua unsur yang saling berkaitan, yaitu unsur kasar dan unsur halus atau unsur jasmani dan unsur rohani. Dua unsur itu sama-sama membutuhkan makanan atau kesenangan. Meskipun kesenangan rohani tidak menguntungkan kesenangan jasmani secara langsung, tetapi dampaknya (pengaruhnya) sangat besar terhadap kesenangan Jasmani. Kesenangan jasmani akan rusak bila kesenangan rohani tidak dipenuhi. Demikian pula kesenangan rohani akan hilang bila kebutuhan jasmani tidak dipenuhi sama sekali. Salah satu kesenangan rohani itu adalah memperdalam Al-Qur'an.

Karena itu, marilah kita penuhi kebutuhan rohani dengan memperdalam AI-Qur'an, karena dengan terpenuhinya kebutuhan rohani itu maka kelak kesenangan jasmani akan terjamin serta kesejahteran hidup duniawi dan ukhrawi akan terjamin pula.

Dalam hal kesenangan rohani ini, Allah SWT berfirman,

"Barangsiapa mengerjakan amal saleh, baik laki laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (an-Nahl : 97)

Amal saleh dalam ayat itu merupakan bagian dari kandungan Al-Qur'an, dan ia merupakan kesenangan rohani.

Kaum muslimin rahimakumuilah

Sebab ketiga yang menjadikan orang-orang tidak mendalami Al-Qur'an ialah karena tidak mengetahui bahwa Al-Qur'an merupakan obat serta sebagai pelipu lara.

Banyak orang menjadi sehat rohaninya dikarenakan Al-Quran senantiasa menjadi obatnya. Kesehatan rohani itu berpengaruh besar terhadap kesehatan jasmani. Demikian pula, banyak orang terhibur hatinya ketika menghadapi ujian hidup dikarenakan Al-Quran senantiasa menjanjikannya dengan balasan kenikmatan yang lebih besar dan lebih baik di kemudian hari.

Marilah kita pelajari Kitab Allah secara mendalam dan kita amalkan dalam praktik kehidupan agar kesehatan rohani kita senantiasa terjaga, terutama terjaga dari penyakit kekufuran. Demikian pula agar hati senantiasa terhibur dalam menghadapi berbagai cobaan.

Dalam hal obat ini, Allah SWT berfirman,

"Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) di dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang berimam." (Yunus: 57).

Kaum uslimin rahimaamullah,

Sebab keempat yang menjadikan orang tidak mau mendalam Al-Qur'an ialah karena terpaku olch apa yang datang dari nenek moyang dan belum tahu betapa unggulnya Al-Qur'an daripada ajaran nenek moyang dan kitab-kitab lain.

Hal ini dikarenakan begitu kuatnya pengaruh ajaran nenek moyang sehingga mereka sangat sulit melepakan diri dari pengaruh itu, padahal sudah cukup banyak bukti bahwa Al-Quran memberi tuntunan yang jelas dan sesuai dengan fitrah manusia sendiri.

Unsuk itu, marilah kita gali Al-Quran serta kita bandingkan dengan ajaran nenek moyang dan kitab-kitab lain agar kita dapat menemukan betapa unggulnya Al-Quran di antara ajaran yang lain.

Dalam hal fitrah, Allah SWT berfirman,

"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu." (ar-Rum: 30)

Kaum muslimin rahimakumullah,

Dari uraian ini dapatlah disimpulkan: pertama, Al-Qur'an merupakan pedoman hidup manusia yang paling jelas dan benar. kedua, dengan pedoman Al-Quran maka manusia akan hidup damai dan sejahtera, dunia dan akhirat.

Sebagai penutup, marilah kita menggali Al-Qur'an serta kita amalkan dalam kehidupan kita, semoga Allah SWT senantiasa memberikan kedamaian dan kesejahteraan hidup, baik di dunia maupun di akhirat Amin.