CERPEN FABEL | PANGERAN KATAK DAN BOLA EMAS - Tersebutlah seorang raja yang memiliki beberapa anak gadis yang cantik, dan anak gadis yang bungsulah yang paling cantik seakan bercahaya. Ia bernama Mary.
Suatu hari yang panas, Putri Mary pergi ke hutan untuk bermain-main di sana. Ia sangat menikmati duduk di tepi pancuran air, sambil melemparkan bola emas miliknya tinggi-tinggi lalu ditangkapnya kembali.
Bermain lempar bola adalah mainan kegemarannya. Namun tiba-tiba, hoop, bola emas itu meleset dari tangkapannya lalu, menggelinding kearah telaga dan tenggelam didalamnya. Sang Putri pun mulai menangis. Semakin lama tangisannya makin keras.
Tiba-tiba terdengar suara seseorang berbicara padanya,
”Apa yang membuatmu bersedih tuan Putri? Tangisan mu membuatku terharu.”
Sang Putri melihat ke sekeliling mencari darimana arah suara tersebut, ia hanya melihat seekor katak besar dengan muka yang jelek di permukaan air.
“Oh… apakah engkau yang tadi berbicara, katak? Aku menangis karena bola emasku jatuh ke dalam telaga”.
“Berhentilah menangis,” kata sang katak. Aku bisa mengembalikan bola emasmu,” lanjut sang katak.
“Kalau kamu sungguh-sungguh dapat membawa bola emas itu, maka aku akan berikan apapun yang kamu minta dari ku. Berlian, mutiara atau mahkota emas?” janji sang putri.
Sang katak menjawab,“aku tidak menginginkan itu. Namun maukah kamu berjanji untuk menjadi temanku? Kita selalu bersama baik saat makan, bermain atau pun kala waktu tidur?” kata sang katak.
“Baik, aku janji akan memenuhi semua keinginanmu. Bawalah bola emasku kembali.”
Sang putri berpikir, tidaklah mungkin seekor katak dapat hidup di darat dalam waktu yang lama.
Kemudian sang katak segera menyelam ke dalam telaga dan dalam waktu singkat ia kembali ke permukaan sambil membawa bola emas di mulutnya kemudian melemparkannya ke tanah.
Sang Putri merasa gembira karena bola emasnya telah kembali. Sang Putri mengambilnya lalu berlari pulang.
“Tunggu… tunggu,” kata sang katak. “Bawa aku bersamamu, aku tidak dapat berlari.”
Sang katak terus berteriak memanggil sang putri, namun Sang putri tidak memperdulikannya. ia tetap berlari meninggalkan sang katak. Sang katak merasa sangat sedih dan kembali ke telaga.
Keesokan harinya, ketika sang Putri sedang duduk bersama ayahnya sambil makan siang, terdengar suara lompatan-lompatan ditangga marmer. Lalu terdengar tangisan dari balik pintu,
”Putri, putri…bukakan pintu untukku.”
Sang putri bergegas menuju pintu.Tapi ketika ia membuka pintu, ternyata di hadapannya sudah ada sang katak. Karena kaget ia segera menutup pintu keras-keras. Ia kembali duduk di meja makan dan nampak ketakutan. Sang Raja yang melihat putrinya ketakutan, bertanya,
”Apa yang engkau cemaskan putriku?Apakah tadi kamu melihat raksasa? “
“Bukan ayah, bukan seorang raksasa tapi seekor katak yang menjijikkan,” kata sang putri.
“Hanya seekor katak? Dan kau menjadi cemas karenanya?” tanya sang raja keheranan.
Kemudian sang putri menceritakan kejadian yang menimpanya kemarin.
“Aku tidak pernah berpikir ia akan datang ke istana ini!” Kata sang Putri.
Tidak berapa lama, terdengar ketukan di pintu lagi.
“Putri, putri, bukakan pintu untukku. Apakah kau lupa dengan janjimu di telaga kemarin?” .
Akhirnya sang Raja berkata pada putrinya,
”apa saja yang telah engkau janjikan haruslah ditepati. Ayo, bukakan pintu untuknya.”
Dengan langkah yang berat, sang putri membuka pintu, lalu sang katak pun masuk dan mengikuti sang putri ke meja makan.
“Angkat aku dan biarkan duduk di sebelahmu,” kata sang katak.
Atas perintah Raja, pengawal menyiapkan piring untuk katak bersebelahan dengan sang Putri Mary. Sang katak segera menyantap makanan di piring itu dengan menjulurkan lidahnya yang panjang.
“Wah, benar-benar tidak punya aturan. Melihatnya saja, perasaanku tidak enak,” gerutu sang putri dalam hati.
Selesai makan, sang Putri bergegas lari ke kamarnya. Kini ia merasa lega bisa menjauh dari sang katak.
Namun, tatkala hendak membaringkan diri di tempat tidur,
“Kwoook!” ternyata sang katak sudah berada di atas tempat tidurnya.
“Cukup katak! Meskipun aku sudah mengucapkan janji, tapi ini sudah keterlaluan!” Sang Putri sangat marah, lalu ia melemparkan katak itu ke lantai.
Bruuk! Ajaib, tiba-tiba asap keluar dari tubuh katak. Dari dalam asap muncul seorang pangeran yang gagah.
“Terima kasih Putri Mary… kau telah menyelamatkanku dari mantra seorang penyihir yang jahat. Karena kau telah melemparku, sihirnya lenyap dan aku kembali ke wujud semula.” Kata sang pangeran.
“Maafkan aku karena telah mengingkari janji,” kata sang putri menyesal.
“Aku juga minta maaf. Aku sengaja membuatmu marah agar kau melemparkanku,” sahut sang Pangeran.
Waktu berlalu begitu cepat. Akhirnya sang Pangeran dan Putri Mary menikah dan merekapun hidup bahagia.
PESAN MORAL
- Kebaikan akan selalu menang, kita tinggal sabar menunggu kemenangan itu.
- Siapa yang bersungguh-sungguh pasti akan menemukan jalannya
0 Comments:
Post a Comment