Thursday, July 25, 2019

Khutbah Jumat : Ramalan Bintang

Kaum muslimin rahimakumullah,

Pada akhir-akhir ini, ramal-meramal nasib baik-buruk seseorang dengan ramalan bintang tampaknya kian marak di masyarakat, khususnya di kalangan anak-anak muda, termasuk juga anak-anak muda muslim.

Dalam hal ini, ramalan bintang ialah ramalan yang didasarkan pada perhitungan zodiak. Menurut perhitungan zodiak, satu tahun ada dua belas bulan dan dibagi kepada dua belas bintang, yang masing-masing bintang itu (katanya) mempunyai pengaruh pada karakteristik dan nasib seseorang, seperti cara berpikirnya, sikapnya, perbuatannya, bahkan kepada nasib buruknya. Dua belas bintang itu ialah bintang Capricornus, Aquarius, Pisces, Aries, Taurus, Gemini, Cancer, Leo, Virgo, Libra, Scorpio, dan bintang Sagitarius. Seseorang yang lahir pada bulan-bulan tersebut akan mempunyai karakter, sikap, perilaku, dan nasib tertentu yang sesuai dengan ketentuan ramalan bintang tersebut.

Karena seseorang percaya dan menggantungkan nasibnya pada ramalan bintang, ia tidak lagi percaya kepada ketentuan-ketentuan Allah, kurang berserah diri kepada Allah, dan tidak sepenuhnya menggantungkan nasibnya kepada Allah. Allah berfirman,

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Laun Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (al-Hadid: 22)

Dalam keterangan ayat dan hadist lain dijelaskan bahwa tidak hanya bencana yang telah ditulis Allah, tetapi juga tentang nasib baik dan buruknya.

Kaum muslimin rahimakumullah,

Orang yang percaya dan menggantungkan nasibnya kepada ramalan bintang dikarenakan hal-hal berikut. Pertama, dia tidak memahami bahwa sesungguhnya Allahlah Yang Maha Mengetahui akan nasib baik dan buruk seseorang.

Manusia diciptakan oleh Allah SWT. Karena itu, tidak satu pun manusia yang mengetahui secara pasti akan nasib diri manusia, melainkan hanya Allah yang menciptakan manusia itu.

Banyak orang mendatangi peramal untuk meramalkan nasib dirinya, tetapi ternyata yang terjadi justru meleset. Berdasarkan penelitian dan pendeteksiannya, seorang dokter meramalkan pendeknya umur seseorang yang tengah menderita sakit kronis. Akan tetapi, ternyata Allah menghendaki lain, orang tersebut sembuh dari sakitnya dan panjang umurnya.

Nasib baik dan buruk manusia merupakan rahasia Allah. Kalaupun ramalan manusia itu ada yang tepat, termasuk juga ramalan dengan bintangnya, hal itu karena terjadi secara kebetulan dan sesuai dengan takdir Allah.

Dalam hadist riwayat Imam Bukhari diriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda,

”... Setelah cukup bilangan 120 hari (umur janin dalam kandungan) datanglah malaikat meniupkan nyawa dan disuruh mengantarkan empat kata, yaitu kitab (tulisan) tentang rezekinya, ajalnya, amal usahanya, serta keberuntungan dan kebahagiaannya...”

Jadi, nasib hidup itu telah dituliskan sejak dalam rahim ibunda, bahkan sejak manusia belum diciptakan.

Meskipun demikian, manusia tidak boleh pasrah begitu saja kepada ketentuan Allah karena kita tidak mengetahui hal itu dan juga hal itu merupakan urusan Allah. Manusia tetap diperintahkan oleh Allah untuk senantiasa bekerja dan berusaha agar dapat memperoleh nasib hidup yang lebih baik dan selamat di dunia dan akhirat. Cukup banyak ayat Al-Qur'an yang menyuruh manusia untuk bekerja dan berusaha, tidak boleh menyerah kepada takdir.

Karena itu, marilah kita hayati secara mendalam hakikat hidup ini, kita pahami akan kemahakuasaan Allah dan kemahatahuan Allah, serta kita sadari akan keterbatasan dan kelemahan manusia. Yang demikian itu agar kita meyakini bahwa hanya Allah yang mengetahui secara pasti akan nasib baik-buruk manusia dan hanya kepada-Nya kita bergantung, memohon, dan berharap.

Di antara ayat yang berkaitan dengan usaha, Allah SWT berfirman,

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri....”(ar-Ra'd: 11)

Kaum muslimin rahimakumullah,

Sebab kedua yang menyebabkan seseorang percaya dan menggantungkan nasib dirinya kepada ramalan bintang (zodiak) ialah karena ia tidak menyadari bahwa percaya dan menggantungka nasib kepada ramalan bintang merupakan bagian dari perbuatan syirik (menyekutukan Allah).

Beriman kepada takdir (ketentuan) Allah merupakan salah satu rukun iman yang keenam. Karena itu, seseorang yang mengingkari ketentuan Allah serta percaya kepada ketentuan ramalan bintang atau garis tangan, berarti telah rusak imannya dan telah menyekutukan Allah, sedangkan orang yang menyekutukan Allah termasuk orang yang melakukan dosa besar, yang tidak akan diampuni dosa besar itu kecuali dengan cara bertobat.

Rukun iman merupakan kepercayaan yang amat fundamental (mendasar) kepada Allah. Ibarat bangunan gedung, ia merupakan fondasinya. Bangunan gedung itu mudah retak dan hancur bila fondasinya tidak kuat. Demikian pula syariat Islam pada diri seseorang akan mudah hancur bila fondasi imannya lemah atau tercemari perbuatan syirik. Karena itu, segala perbuatan yang menodai keimanan, besar maupun kecil, Islam secara tegas melarangnya.

Maka dari itu, marilah kita mendalami ajaran Islam serta hakikat keimanan (akidah) di dalam ajaran Islam itu, kita sadari bahwa kepercayaan dan menggantungkan nasib kepada ramalan bintang atau dukun ternyata merupakan bagian dari perbuatan syirik yang menodai keimanan kita. Dengan jalan ini insya Allah perbuatan yang mengandung unsur syirik itu akan mudah kita tinggalkan. Allah SWT berfirman,

“….janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman (dosa) yang besar.” (Lukman: 13)

Kaum muslimin rahimakumullah,

Sebab ketiga yang menjadikan seseorang percaya dan menggantungkan nasibnya kepada ramalan bintang atau ramalan dukun ialah karena ia tidak menginsyafi bahwa perbuatan itu dapat menimbulkan kesombongan.

Satu contoh, seseorang yang lahir pada bulan A berbintang B seseorang yang lahir pada bulan C berbintang D, maka yang mempunyai bintang B orangnya lembut, penyabar, dan lain-lain, sedangkan yang mempunyai bintang D orangnya keras kepala, tidak mau mengalah, dan lain-lain. Yang demikian ini jelas akan meninmbulkan kesombongan bagi yang mempunyai bintang B dan menimbulkan rendah diri bagi yang lainnya, sedangkan sifat sombong atau rendah diri merupakan sifat yang dilarang Allah.

Seseorang dilahirkan ke dunia dalam keadaan suci. Dia menjadi baik, lembut, dan berakhlak bergantung pada pembinaan keluarganya dan dirinya sendiri setelah ia dewasa. Maka dari itu, marilah kita perbaiki akhlak kita sendiri, jangan terpengaruh oleh ramalan-ramalan yang tidak masuk akal.

Dalam hal kesombongan ini Rasulullah saw bersabda,

“Kesombongan itu merupakan bagian dari mengingkari kebenaran dan merendahkan manusia.” (HR Abu Daud dan Hakim)

Kaum muslimin rahimakumullah,

Sebab keempat yang menyebabkan seseorang percaya dan menggantungkan nasibnya kepada ramalan bintang ialah karena ia tidak menyadari bahwa yang mengetahui hari baik atau buruk itu hanyalah Allah.

Yang menciptakan waktu atau hari adalah Allah. Karena itu, yang mengetahui baik-buruknya hari hanyalah Allah. Bagi Allah, tidak ada hari yang buruk (sial), semua hari itu baik, dan hari yang terbaik bagi-Nya ialah hari Jumat. Di hari itu kita dianjurkan untuk banyak beribadah kepada Allah. Rasulullah saw. Bersabda :

“Sebaik-baik hari yang terbit matahari padanya ialah hari Jumal. Pada hari itulah Adam tercipta, di hari itu pula ia dimasukkan ke dalam surga, dan di waktu itu pula dikeluarkan darinya. Kiamat pun tidak akan terjadi kecuali pada hari Jumat.” (HR Muslim)

Sebab kelima yang menyebabkan seseorang percaya dan menggantungkan nasibnya kepada ramalan bintang dan perdukunan ialah karena tidak menyadari bahwa hal itu justru mémbawanya kepada kemunduran berpikir. Zaman sekarang adalah zaman orang berpikir secara ilmiah. Karena itu, ramalan-ramalan yang tidak masuk akal sudah tidak zamannya lagi.

Kaum muslimin rahimakumullah,

Dari uraian ini dapat disimpulkan hal-hal berikut. Pertama, ramalan bintang merupakan ramalan yang tidak masuk akal dan tidak didukung oleh ilmu pengetahuan. Kedua, ramalan bintang merupakan perbuatan yang mengandung unsur syirik, karena itu diharamkan oleh agama.

Sebagai penutup, marilah kita jauhi ramalan bintang dan perdukunan itu, kita berserah diri kepada Allah dan percaya atas ketentuannya, berusaha mengubah nasib sesuai dengan perintah-Nya. Semoga Allah melindungi kita. Amin.

Baca KHUTBAH JUM'AT lainnya ?

0 Comments:

Post a Comment