DONGENG FABEL | SERIGALA DAN BANGAU

DONGENG FABEL-

Tersebutlah kisah antara Sri si serigala dan Budi si bangau yang bersahabat. Meski keduanya punya perbedaan yang cukup besar. Setidak-tidaknya apa yang dapat dilihat mata. Misalnya,kalau jalan, serigala biasa berlari-lari kecil, sementara bangau terbang di atas.Mulut mereka juga beda. Serigala punya gigi tajam,sementara bangau berparuh panjang tanpa gigi. Keadaan yang berbeda ini mempengaruhi cara makan dan minum yang berbeda pula.

“Hai Bangau,” kata Sri si serigala.“Bagaimana kalau kau mampir ke rumahku?”

“Mampir ke rumahmu?” tanya Budi si bangau.

“Boleh juga.Aku belum pernah main ke rumahmu.”

“Nanti kuhidangkan sup tulang kambing yang lezat sekali,” kata Serigala sambil mulutnya berkecap-kecap membayangkan sup tulang kambingnya yang lezat.Budi si Bangau semakin berminat untuk main ke rumah serigala.

“Seumur hidup aku belum pernah mencicipi sup tulang kambing,” katanya dalam hati.Setelah berjalan cukup jauh, sampailah keduanya di depan gua berlubang sempit.

“Taraaaa! Inilah rumahku,“kata Sri si serigala.“Ayo, masuk!” ajaknya bersemangat.

“Mana pintunya?” tanya Budi si Bangau.

“Lubang sempit itu pintunya.Kita harus merangkak dengan hati-hati, baru bisa masuk,” jawab Sri si serigala.

“Saya tidak mungkin bisa memasuki lubang sempit itu! Saya bisa terbang, tapi tidak bisa merangkak seperti kamu,” kata Budi si bangau.

“Ayolah,“ kata Sri si serigala. “Serigala kecil saja bisa masuk, masak kamu tidak bisa?”

Malu disindir begitu, bangau dengan sangat susah payah ikut masuk ke dalam rumah serigala. Lalu Sri si serigala menyiapkan sop tulang kambing seperti yang ia janjikan. Lalu dituang di dua piring. Satu untuk dirinya, satu untuk bangau.

“Yuk, dimakan!” ajak Sri si serigala sambil menjilati supnya dengan lahap. Sementara Budi si bangau bingung. Ia tak mungkin makan seperti serigala dengan paruh panjangnya. Padahal ia sangat lapar dan haus.

Melihat supnya Budi si bangau didiamkan saja, maka Sri si serigala yang masih lapar langsung menawarkan diri.“Tidak suka sup buatan saya ya?Tidak mau makan?Ya sudah deh, saya habiskan saja ya?”Tanpa menunggu jawaban si Bangau, maka Sri si serigala langsung menyantap habis sup jatah Bangau.

Dalam hatinya Budi si Bangau merasa geram sekali. Ketika pamit pulang, mereka berdua sepakat bahwa besok giliran Sri serigala berkunjung ke rumah bangau. Rumah Budi si bangau ada di atas pohon besar. Melihat itu Sri si serigala langsung berkeringat dingin.

“Seumur hidup aku belum pernah naik pohon,”katanya.“Kamu bisa,” kata Budi si bangau.“Anak bangau kecil saja bisa sampai ke atas sana,”tambahnya.

Sri si Serigala merasa disindir. Maka dengan nekat dan sangat bersusah payah ia pun berupaya naik pohon menuju rumah bangau.

Akhirnya sampai juga ia di atas dengan badan lecet-lecet,dan gemetar-an karena ia takut pada ketinggian.Budi si Bangau sudah menyiapkan minuman penyambutan untuk berdua.

“Ini adalah air madu, sangat lezat dan segar,” kata Budi si bangau sambil meletakkan tempat minum berleher panjang bermulut sempit.

“Mari diminum,” ajak Budi bangau sambil memasukkan paruhnya kedalam minuman.

“Slurrrrppp!” bunyi Budi bangau menyedot minuman dengan nikmat. Tapi kini giliran Sri si serigala bingung. Ia tak mungkin memasukkan moncongnya ke dalam tempat minum seperti yang Budi si bangau lakukan.

“Kok, tidak diminum?Tidak suka ya? Kalau begitu aku habis-kan saja deh” kata Budi si bangau langsung menghabiskan minuman yang sedianya untuk Sri si serigala.Sri serigala kesal sekali hatinya. Sejak itu mereka tak bertegur sapa lagi. Saling menghindar untuk tidak bertemu.

PESAN MORAL

Begitulah dua sahabat yang hanya memikirkan diri sendiri dan tidak peduli kepada yang lain.Adik adik yang manis ingatlah persahabatan itu berarti juga saling jujur, dan tidak boleh hanya memikirkan kesenangan diri sendiri.