TANGISAN DARI ALAM LAIN

TANGISAN DARI ALAM LAIN - Sore ini aku diajak jalan ke rumah kakek oleh ayahku. Girang rasanya mendengar kabar gembira ini. Aku senang ke rumah kakek, karena kakek selalu bercerita jika aku berkunjung ke sana.

Kamipun berangkat diiringi rintik hujan menuju kerumah kakekku. Sesampainya disana kakekku sudah menunggu didepan rumah. Kakek mengenakan baju koko putih bersarung dan lengkap dengan pecinya yang khas.

“Loh kakek mau kemana ?” tanyaku, “kakek mau ke makam nenek dulu ya”, jawab kakek sambil tersenyum. “Aku ikut ya!”, kataku dengan sedikit memaksa. “Ayo……” jawab kakek sambil merangkulku. Kamipun berdua pergi menuju makam nenek yang tempatnya tidak jauh dari rumah kakek.

Begitu sampai di makam nenek kamipun jongkok membersihkan rerumputan yang mulai tumbuh disekitar makam nenek. Setelah selesai kamipun duduk bersama kemudian berdo’a, mendo’akan arwah nenek yang telah mendahului kami semua.

“Kakek sayang banget ya sama nenek”, tanyaku. “Ya sayanglah, sama seperti ayah kamu menyayangi kamu, kok kamu tanya begitu ?” tanya kakek. “e….anu kek, kakek ndak pernah absen ziarah ke makam nenek, kemudian setiap setelah sholat kakek juga selalu mendo’akan nenek”,

“cucuku….”,sahut kakek. “nenekmu memang sudah meninggal, jasadnya sudah dikubur dalam tanah, bahkan mungkin sudah habis dimakan binatang tanah, tapi hakikatnya nenekmu itu masih hidup cuma alam kita saja yang berbeda, nenekmu berada dialam barzah sedangkan kita berada dialam dunia”.

“Owh….begitu…….”,  “arwah juga butuh makanan sama seperti kita, namun materinya yang berbeda, arwah memperoleh makanan dari do’a keluarga yang selalu dipanjatkan untuknya, sama seperti jiwa kita apabila jarang mendapat  hal-hal positif, seperti baca qur’an, sholat, puasa, serta ibadah yang lain, maka jiwa kita jadi gersang, kita mudah gelisah, khawatir, kurang percaya diri, selalu mengeluh dan cepat emosi”.

“Tapi kenapa kakek harus datang ke makam, do’akan dirumah juga bisa”, “bagaimana perasaan kamu ketika berkunjung ke rumah kakek”, “senanglah”, “ya..sama nenekmu disana juga pasti seneng kalo kita datang berziarah kemudian berdo’a, itu bagaikan kamu datang ke rumah kakek sambil bawa hadiah yang banyak sekali”,

“owh…begitu…”, “terakhir yang perlu kamu ingat, bagaimana perasaan kamu jika tak seorangpun dari keluargamu yang mau datang mengunjungimu”,

“ya sedih dong kek”, “begitu juga almarhumah nenekmu pasti sedih, maka dari itu jangan pernah lupakan keluargamu meskipun mereka sudah meninggal, selalu do’akan mereka, kunjungi makamnya, supaya mereka gembira”, “baiklah kek”.

“Alhamdulillah kita sudah sampai”. Tak terasa waktu sudah mulai gelap. Kamipun masuk kedalam rumah kakek.

Sobat KT25 yang budiman, semoga cerita ini dapat menjadi tauladan buat kehidupan kita, sebarkan cerita ini jika dapat memberikan manfaat.

Semoga cerita ini dapat menjadi amal jariah untuk kami sebagai penulis dan untuk anda semua yang mau membagikannya.

Amien....