KISAH HIKMAH | BOM ATOM HIROSIMA

KISAH HIKMAH | BOM ATOM HIROSIMA - Bismillahirrahmanirrahim. Assalamu'alaikum wr. wb. Hallo...sahabat kumpulan tulisan 25 yang dirahmati Allah, pada cerita kali ini kami persembahkan sebuah Cerita Pendek HIKMAH. Cerita kita kali ini tentang kisah yang sangat menyayat hati yang terjadi pada era perang dunia kedua, kisah tentang kejamnya perang, yang sudah merenggut nyawa orang-orang tersayang. Kalian juga dapat membaca cerita-cerita yang lain melalui link berikut ini

CERITA HIKMAH

OK...seperti apakah cerita tentang BOM ATOM HIROSIMA ini ? langsung kita simak saja ceritanya. Inilah cerita tentang BOM ATOM HIROSIMA

Kenangan akan foto ini tidak akan pernah bisa dihapus dari ingatan. Tidak akan hilang ditelan waktu. Tatapan wajah seorang anak kecil yang malang, kehilangan seluruh anggota keluarganya pada perang dunia ke-II.

Kala Amerika menjatuhkan bom atom ke kota Nagasaki, bom yang merenggut nyawa banyak manusia merubah kota menjadi puing-puing dan debu. Foto ini diambil oleh seorang fotografer Amerika C wishes and Neil. Ia dikirim oleh militer Amerika untuk mendokumentasikan kondisi Jepang setelah dijatuhkannya bom atom di kota Hirosima dan Nagasaki.

Anak kecil usia kira-kira 10 tahun ini berdiri tegap layaknya seorang tentara, dia mungkin belajar itu dari orang-orang dewasa di desanya. Sambil menggendong adiknya yang sudah meninggal. Ia berusaha keras menyembunyikan kesedihan dan beban dihatinya, terlihat jelas ia menggingit bagian bawah bibir agar tidak menangis. Ia tampilkan wajah tegar untuk menunjukkan bahwa ia kuat sebagai satu-satunya laki-laki yang masih tersisa dari keluarganya.

Fotografer yang menjepret foto ini berkisah : " Aku melihat seorang anak laki-laki usia 10 tahun berjalan ke tempat kami berdiri ( kumpulan tentara Amerika ). Ia menggendong adiknya yang masih kecil tidak memakai alas kaki . Masa itu di Jepang kami biasa menyaksikan kakak laki-laki bermain bersama adiknya dengan cara menggendong mereka di punggung, tapi kondisi anak kecil yang ada di gendongannya ini tampak beda.

Anak laki-laki ini datang pada kami pasti karena urusan penting, kepala anak kecil yang ada dalam gendongan itu terkulai kebelakang seakan ia tidur begitu pulas, anak laki-laki itu terus berdiri tegap di depan kami selama 5 - 10 menit. Seorang tentara yang menggunakan masker mendekati bocah ini, menurunkan adiknya dari gendongan barulah tampak jelas bahwa adiknya itu telah mati.

Tentara itu membawa jasad bocah itu den melemparkannya kedalam pembakaran sedangkan kakaknya berdiri tegap mematung menyaksikan menggigit bibir bagian bawah, air mata mengalir membasahi pipinya, api melahap habis jasad adiknya. Anak laki-laki itu pun memalingkan tubuhnya dan berlalu pergi ".

Baca cerita hikmah lainnya !